Kejadian unik
Ada kejadian unik saat Ratu menerima Dubes TM Hamzah Thayeb, yang menjabat mulai 2011. Dubes Hamzah Thayeb menyampaikan bahwa sang ayah, TM Hadi Thayeb, juga pernah menyerahkan surat kepercayaan sebagai dubes kepada Sang Ratu pada 1990.
Mungkin Ratu bertanya-tanya, kok bisa ayah dan anak mendapat tugas di negara yang sama. Atau sebaliknya, Hamzah tidak terpikirkan kalo suatu saat ia juga akan seperti ayahanda menghadap Ratu Elizabeth sebagai duta besar.
Saya sendiri mendapat kehormatan terpilih di antara banyak wartawan yang meliput kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Inggris pada 2012. Saat itu Kerajaan Inggris sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri pesta olah raga dunia Olimpiade 2012, sekaligus peringatan Diamond Jubilee Queen Elizabeth II atau Peringatan 60 Tahun Bertahtanya Ratu Elizabeth II.
Sejak pagi hari, saya dan dua wartawan foto dari Tanah Air, bersama ibu diplomat Indonesia di London, memasuki pintu belakang Istana Buckingham. Kami diantar pengawal ke ruang tangga menuju ruang dalam gedung Istana.
Tentunya kami harus bersikap sopan dan tidak banyak bicara saat menanti kereta kencana dating. Kereta kencana itu membawa Ratu yang duduk berdampingan dengan Presiden SBY. Sedangkan Ani Yudhoyono duduk di belakang berdampingan dengan Pangeran Philip.
Momen langka dan sangat berharga itu hanya dapat saya abadikan dalam beberapa detik, sebelum Ratu dan SBY berlalu untuk acara minum teh. Teh Earl Grey itu minuman kesukaan Sang Ratu, ditambah kue dan sandwich, dalam acara High Tea, yang merupakan tradisi di Inggris pada sore hari.
Saya beruntung bisa meliput acara kunjungan kenegaraan Presiden SBY ke Inggris. Juga saat Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan kerja ke Inggris pada 2016, dengan suasana yang tentunya sangat berbeda.

Warga Indonesia merasa sedih
Banyak warga Indonesia yang lama menetap di Inggris turut menaruh karangan bunga di halaman Istana Buckingham. Di antaranya Nani, yang menikah dengan pria asal Wales. Selain itu juga Chichi Gani dan Isa Lend, yang bekerja untuk council di London.
Chichi Gani, warga Indonesia yang lama menetap di London, mengaku sangat sedih atas kepergian Queen Elizabeth II yang dicintainya.
“Saya tinggal di London sejak tahun 1988 sampai sekarang,” ujar Chichi.
Ia merasakan kebijakan Ratu Elizabeth untuk bangsanya, termasuk dirinya yang merasa nyaman hidup di London dan UK.
Menurutnya, Ratu sangat mencintai rakyatnya. Kepergiannya membuatnya sangat sedih. “Saya turut berduka cita bersama penduduk Inggris, bahkan dari seluruh dunia untuk menaruh karangan bunga di Buckingham Palace,” ujarnya.
Chichi pun menceritakan pengalamannya saat ikut menaruh karangan bunga di depan Istana Buckingham.
Banyak orang yang ingin menaruh karangan bunga sebagai rasa duka mendalam. Ribuan manusia berbondong-bondong menaruh bunga di sekitar Buckingham.
Untuk meletakkan bunga itu mereka harus antri dengan tertib. Mereka harus mengelilingi Taman St James untuk sampai di pintu Istana Buckingham.
Dubes Indonesia yang terakhir menghadap Ratu Inggris adalah Desra Percaya. Ia menghadap Ratu untuk menyerahkan surat kepercayaan, menandai penempatannya sebagai Wakil Indonesia di Kerajaan Inggris.
Dubes Desra Percaya, dalam Instagramnya menuliskan, memasuki bulan September, cuaca di Inggris kembali gloomy (suram). Dingin, mendung, terkadang hujan deras di tengah-tengah musim panas.
Seperti cuaca bulan ini, banyak juga kabar duka dan suka datang silih berganti, mulai berita mundurnya PM Inggris Boris Johnson, diangkatnya Menlu Liz Truss sebagai PM baru yang sempat bertemu Ratu.
Editor: Tian Arief
*)Mantan wartawan LKBN Antara di London, kini tinggal di Sumatera Barat Indonesia.
Keterangan: Foto headline oleh timeslive.co.za