Kok bisa? Karena posisi dan iklimnya, Sundaland adalah tanah yang paling nyaman untuk hidup bagi manusia di zaman itu dan selama ribuan tahun, mereka bisa membangun kemampuan untuk menjadi lebih cerdas dari peradaban lain.

Pengalaman saya sebagai jurnalis saat membedah Borobudur untuk National Geographic Indonesia, juga menggunakan kacamata geologis. Helmi dari UGM, melalui analisa geologisnya berkaitan dengan sedimen, menyampaikan bahwa Borobudur dahulunya dikelilingi danau.

Air merupakan elemen penting dalam pembangunan.

Seperti dilakukan pada enam ratus tahun lalu. Duomo, Katedral Milan, bisa dibangun karena insinyurnya membangun kanal air terlebih dulu untuk membawa materi marmer –yang beratnya bisa berton-ton- dari Gunung Candoglia. Jauh sebelum Milan membangun kanal, kerajaan Tarumanegara di Bekasi, 1500 tahun lalu, sudah membangun kanal Gomati dari sungai Candrabaga untuk menghindari banjir dan memberikan irigasi untuk kawasan pertanian mereka.

Sundaland pun dahulu tidak terputus dari Asia, tapi masih tersambung dengan Sumatera dan benua Asia.

Masalahnya, kok tidak ada bukti-bukti pendukung?

Sekali lagi, kembali pada analisa geologis. Jika benar air tiba-tiba naik akibat hujan meteor membumihanguskan lapisan es dan menenggelamkan banyak peradaban, maka kemungkinan saat ini, bukti-bukti arkeologis sebelum zaman es, tenggelam sekitar 120-200 m di bawah permukaan tanah/permukaan laut.

Menurutnya, bukti arkeologis itu bukannya tidak ada, tapi masih tersembunyi.

Bagaimana pendapat Anda? Menurut saya sih, kita butuh lebih banyak arkeologi laut/marine archeologist pasti akan lebih banyak rahasia lalu terkuak jernih. []

Keterangan:

Foto headline: gambar rekaan tampak asli dari situs Gunung Padang, di Cianjur, Indonesia. (Foto: Ist.)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *