Buntut Piala Dunia di Qatar, Anggota Parlemen Eropa Ditangkap dan Diadili

Pada saat yang sama para penyelidik menggerebek kantor LSM internasional “Fight Impunity”, sebuah organisasi yang didirikan untuk mempromosikan perang melawan impunitas atas pelanggaran serius hak asasi manusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan, di mana Panzeri adalah presidennya.

Panzeri dan Giorgi keduanya ditahan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Sidang Kaili yang ditunda akhirnya disidangkan dalam sesi tertutup di Palais de Justice pada 22 Desember dari mana dia ditahan setidaknya sebulan meskipun dia mengajukan permohonan pembebasan bersyarat di bawah pengawasan elektronik.

Figà-Talamanca awalnya akan dibebaskan dari tahanan dengan syarat dia memakai gelang kaki pemantau elektronik, tetapi keputusan tersebut dibatalkan pada 27 Desember 2022 setelah jaksa mengajukan banding. Sidang yang melibatkan Panzeri ditunda atas permintaannya sendiri hingga 17 Januari 2023 mendatang.

Reaksi EU dan Qatar

Ketua Grup Persahabatan Uni Eropa-Qatar Parlementer, José Ramón Bauzá MEP, mengumumkan penangguhan grup setelah terungkapnya kasus tersebut.

Partai Rakyat Eropa (EPP), kelompok politik terbesar di dalam Parlemen, mengambil keputusan untuk menangguhkan semua pekerjaan kebijakan luar negeri yang berkaitan dengan semua masalah di luar Uni Eropa sampai integritas prosedur dapat dipastikan. EPP mendorong pihak lain untuk mengikutinya.

Setelah skandal itu pecah, beberapa organisasi media mencatat bahwa Kaili telah mengunjungi Qatar satu bulan sebelum skandal itu dan bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Qatar Ali bin Samikh Al Marri. Di Brussel sepulangnya dari Qatar, dia memuji negeri itu sebagai “pelopor dalam hak-hak buruh” dalam pidatonya di depan Parlemen Eropa.

Dino Giarrusso MEP, anggota Parlemen Eropa, melaporkan bahwa dia dan beberapa rekannya telah didekati pejabat Qatar berkali-kali. “Mereka berharap untuk meningkatkan reputasi negara terutama menjelang Piala Dunia FIFA,” kata Giarrusso.

Perilaku beberapa anggota parlemen terkait Qatar telah menjadi sasaran kritik bahkan sebelum skandal itu dimulai. Sebuah resolusi oleh Manon Aubry yang mengutuk eksploitasi pekerja migran di Qatar telah terhambat di Parlemen selama lebih dari satu tahun sebelum disahkan, karena tentangan dari grup S&D dan grup EPP.

Sementara Itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyerukan pembentukan badan untuk menegakkan aturan tentang integritas dan etika di semua lembaga Uni Eropa.

-Berbagai Sumber-

 

By Redaksi

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *