Frankfurt, Wartaeropa.com – Prioritas pembangunan Indonesia menitikberatkan pada akselerasi peningkatan kapasitas ekonomi Indonesia dengan nilai tambah yang tinggi melalui program hilirisasi di sektor manufaktur maupun pertanian.
“Sejalan dengan perkembangannya, aspek pelestarian lingkungan hidup mau tidak mau harus berjalan beriringan dengan agenda pembangunan di sektor ekonomi,” kata Acep Somantri, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt, Jerman, saat membuka Webinar “Save Our Planet: Pembangunan Indonesia dengan Semangat Pelestarian”.
Webinar ini digagas Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt, pada 5 Juni 2023.
Webinar ini menitikberatkan pada upaya dan langkah yang harus diperhatikan dan diterapkan, baik oleh pemerintah maupun organisasi non-profit dan para pengusaha.
Tujuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup di Indonesia, khususnya pada masa pembangunan, dalam upaya eksplorasi, eksploitasi dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
Termasuk juga pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial.
Webinar ini dibuka Acep Somantri Konjen RI di Frankfurt, Ketua Umum PERINMA Rizal Tirta, Wakil Ketua Umum PERINMA Sakaria Wielgosz, dan berbagai perwakilan dari organisasi non-profit di Indonesia dan masyarakat diaspora Indonesia di berbagai negara di Eropa.

Komitmen pelestarian lingkungan
Acep Somantri menyampaikan, Pemerintah RI memastikan prioritas agenda pembangunan nasional tersinkronisasi dan berjalan beriringan dengan komitmen pelestarian lingkungan.
Salah satu bentuk komitmen itu, tutur Acep, dengan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) pengurangan emisi karbon dari 21% menjadi 31,98% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030 secara mandiri.
Target ENDC Indonesia ini akan lebih tinggi hingga 43,20% di tahun 2030 dengan dukungan internasional.
Komitmen pelestarian lingkungan yang tinggi dan diikuti oleh potensi energi terbaharukan yang dapat dioptimalisasi dalam pengembangan kapasitas pembangunan nasional telah mendapatkan pengakuan dan dukungan dunia internasional.
Salah satu contohnya, Indonesia dan Jerman memiliki kerja sama Green Infrastructure Initiative (GII) senilai EUR 2,5 miliar untuk periode 2021 – 2026.
Indonesia juga mendapat kepercayaan menjadi bagian dari Just Energy ransition Plan (JET-P) yang merupakan dukungan negara G7 untuk program phase-out PLTU dengan nilai mencapai USD 20 miliar untuk periode 3 – 5 tahun.
Banyak capai kemajuan
Pada pelaksanaannya, banyak langkah konkret yang telah dijalankan, yakni Indonesia mampu menekan laju deforestasi secara signifikan, antara lain melalui rehabilitasi 3 juta hektar lahan kritis dan penurunan 82% kebakaran hutan, yang menjadi terendah dalam 20 tahun terakhir.
Selain itu, program rehabilitasi 600 ribu hektar hutan mangorve akan selesai di tahun 2024 dan merupakan yang terluas di dunia.
Webinar ini menghadirkan dua narasumber utama Husni Suwandhi, Ketua Departemen Lingkungan Hidup dan Energi Baru Terbarukan; Imee Oktiara Tjoeng M. Eng, Konsultan Independen yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Dalam presentasinya, kedua narasumber memberikan sorotan pada aturan dan harapan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, termasuk kendala-kendala yang dihadapi Indonesia untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut.
Fokus penting pelestarian lingkungan tetap menekankan pada 3R (reduce, reuse, recyle), yakni mengurangi, menggunakan ulang, atau mendaur ulang, khususnya berkaitan dengan penggunaan plastik.