Ini adalah masalah berat yang menjadi kendala, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia, sebab teknologi hijau padat teknologi membutuhkan biaya yang besar.
Permasalahan yang muncul
Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta yang hadir adalah perwakilan organisasi non-profit Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci).
Menurut peserta itu, Sungai Ciliwung dan sungai-sungai lainnya di Jakarta kini sudah lebih bersih.
Namun masih memiliki kendala terkait keberlanjutannya, mengingat hal ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk dari kota-kota di sekitar yang menjadi hulu dari sungai tersebut.
“Ini penting untuk memastikan agar sampah tidak dibuang di sungai dan akhirnya mengalir ke Jakarta,” ujar peserta itu, seperti dilaporkan PERINMA dalam siaran pers, yang diirilis pada 6 Juni 2023.
Peserta lainnya, Dokter Michael Leksodimulyo, yang dikenal sebagai dokter spesialis gelandangan, menuturkan bahwa di beberapa daerah di Indonesia, kesadaran akan lingkungan hidup sudah cukup tinggi.
Sehingga beberapa rumah tangga mulai memisahkan sampah plastik dari sampah organik rumah tangga.
Hanya disayangkan, pemisahan sampah ini tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai, seperti penyediaan truk pengangkut sampah yang belum membedakan jenis sampah ketika pengangkutan, sehingga pemisahan sampah rumah tangga tersebut menjadi sia-sia.
Webinar yang direncanakan hanya dua jam ini menjadi molor, karena peserta terlibat dalam diskusi menarik yang berkesinambungan.
PERINMA menilai, hal ini merupakan suatu hal positif karena semangat untuk melestarikan lingkungan hidup di Indonesia masih dimiliki oleh banyak pihak.
Webinar ini menghasilkan suatu harapan agar dapat terbangun suatu sistem pengawasan lingkungan yang terintegrasi sesuai dengan standar yang disepakati dan hasilnya dapat dipublikasikan secara umum kepada masyarakat luas.
Sehingga evaluasi pelaksanaan pelestarian lingkungan hidup dapat diketahui oleh banyak pihak dan pelaksanaannya memiliki dampak tuntutan sosial yang lebih tinggi bagi para pengusaha dan pelaksana industri.
Di samping itu, kolaborasi dan sinergi dengan mitra internasional di bidang pelestarian lingkungan secara inklusif dengan pembangunan harus terus berlanjut dan semakin intensif, untuk tercapainya Indonesia Emas 2045.***