Separuh Jamaah Haji Indonesia Asal Swiss Gagal ke Tanah Suci

Ustad Aal, begitu imam umat Islam Indonesia di Swiss ini biasa disapa, melihat bahwa sistem baru itu belum sempurna.

“Masih trial and error. Tapi ibadah haji itu panggilan Illahi. Bagi yang belum bisa berangkat tahun ini, kita doakan semoga bisa berangkat di tahun depan, insyaa Allah,“ kata Ustad Aal.

Tercatat ada sekitar 30-an ethnis Melayu, utamanya Indonesia dan Malaysia, yang mendaftarkan diri untuk melaksanakan Ibadah Haji melalui embarkasi Swiss. Namun di detik detik terakhir, hanya 12 yang bisa berangkat. Tujuh orang melalui platform Nusuk, lima orang melalui travel agent.

Dua tahun sebelumnya, menjalankan ibadah haji melalui embarkasi Swiss, sangat mudah. Tinggal mendaftar sebulan sebelumnya, sudah bisa berangkat. Kuota untuk Heidiland saat itu masih jarang termanfaatkan.

“Syukurlah saya sudah naik haji,” tutur Dewi Birrer, seorang warga Indonesia di Swiss. Zaman itu, masih kata Dewi, naik haji tinggal niatnya saja. “Nawaitu, daftar, bayar, ya berangkat.”

Tidak ada manasik haji, tidak ada persiapan khusus seperti di Tanah Air. Ustad Aal biasanya memberikan bimbingan sebelum berangkat. “Atau belajar sendiri,“ kenang Dewi Birrer.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *