Sebagai Festival Indonesia pertama di Denmark, kegiatan ini menjadi pengobat rindu masyarakat Indonesia di Denmark yang telah tinggal di Denmark selama belasan, bahkan puluhan tahun.
Indonesian Festival Copenhagen juga menarik perhatian masyarakat Indonesia yang tinggal di negara sekitar, seperti Swedia dan Norwegia, yang datang ke Kopenhagen khusus untuk menyaksikan Festival ini.
“Dari mulai parade pembukaan, tarian tradisional, kita ikut nari Kecak dan maen Angklung, sambil jajan makanan Indonesia, acaranya seru banget,” komentar Tya, seorang diaspora Indonesia yang sengaja datang dari kota Malmo, Swedia.
Festival yang digelar KBRI Kopenhagen tersebut dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Denmark, Dewi Wahab.
Dalam sambutannya, Dewi menyampaikan apresiasi kepada Dewan Kota Kopenhagen dan seluruh sponsor yang mendukung pelaksanaan Festival, seperti Kementerian Luar Negeri RI, Bank Indonesia, Kementerian Investasi, Kawasan Industri Terpadu Batang, Bank Mandiri, ASDP, dan Singapore Airlines.
Dubes Dewi Wahab berharap Indonesian Festival Copenhagen dapat rutin digelar setiap tahun.
Mayor of Employment and Integration of Copenhagen, Jens-Kristian Lütken, yang menjadi tamu kehormatan dalam pembukaan Festival menyampaikan apresiasi
kepada masyarakat Indonesia di Denmark, yang meski jumlahnya tidak banyak namun telah memberikan warna keberagaman yang sangat positif pada kota Kopenhagen.
Kegiatan Indonesian Festival Copenhagen merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan promosi terpadu yang digelar KBRI Kopenhagen, dari tanggal 24 hingga 29 Juni 2024.
Selain Indonesian Festival Copenhagen, kegiatan promosi Indonesia terpadu tersebut juga dirangkaikan dengan penyelenggaraan Indonesia Investment Forum pada 27 Juni 2024, bekerja sama dengan Danish Industry.
KBRI Kopenhagen, bekerja sama dengan Bank Indonesia, juga mendorong promosi specialty coffee Indonesia di ajang World of Coffee 2024 di Copenhagen, 27-29 Juni 2024.***
Foto Headline: Angklung interaktif, dimana para pengunjung bisa turut serta memainkan angklung secara massal, dan membawa pulang angklungnya. (Foto: Dok KBRI Kopenhagen)
Sumber: KBRI Kopenhagen