Hasil Pemilu Putaran Ke-2 Imbang, Gonjang Ganjing Sinetron Politik Prancis Terus Berlanjut

Presiden Emanuel Macron bakal menghadapi situasi yang rumit, setelah partainya, Renaissance, dan aliansinya (MoDem, Horizon & partai tengah lainnya) tak lagi menjadi mayoritas di parlemen.

Kemarin malam, begitu hasil pemilu legislatif diumumkan, perdana menteri Gabriel Attal langsung mengundurkan diri.

Pertanyaannya, siapakah yang akan menjadi Perdana Menteri Prancis?

Siapa pun perdana menterinya, E. Macron akan menghadapi periode yang sangat sulit. Presiden harus memimpin Prancis dengan blok-blok politik yang selama ini merupakan oposisinya.

Blok-blok politik yang terbentuk tersebut dipastikan akan menentang program-programnya, bahkan ada upaya untuk membatalkan seluruh program yang telah lolos, misalnya reformasi pensiun.

Bukan tidak mungkin blok oposisi akan merongrongnya dan mendorongnya untuk mengundurkan diri sebelum mandatnya berakhir pada 2027 nanti.

Di sisi lain, blok kiri NFP yang terdiri dari partai La France Insoumie (LFI) partai Sosialis (PS), Partai EELV (ekologis) dan Partai Komunis Prancis (PCF), hingga tulisan ini dibuat, belum mengajukan nama yang akan menjadi perdana menteri.

Meskipun tergabung dalam blok yang sama, partai-partai kiri ini memiliki prinsip dan visi politik serta program yang sebenarnya berbeda.

Polisi bersiaga di depan gedung Parlemen Prancis. (Foto: Sita Phulpin)

Kemenangan blok kiri menumbuhkan kekhawatiran pada banyak orang, bahwa LFI akan memaksakan program-programnya pada blok NFP, dan menjadikan Jean-Luc Melonchon, tokoh partai La France Insoumie (LFI) yang kontroversial, sebagai perdana menteri.

Oleh sebab itu, sejak kemarin para pemimpinnya, kecuali dari LFI, berusaha meyakinkan masyarakat bahwa perdana menteri yang akan disodorkan adalah orang yang bisa merangkul semua pihak.

Program-program yang akan dijalankannya merupakan program konsesus bersama.

Kita lihat apa jadinya, mengingat di dalam blok kiri tersebut, LFI meraih skor tertinggi.

Sinetron politik Prancis tampaknya belum akan berakhir.

Apakah kohabitasi akan berjalan baik ataukah sebaliknya, Prancis akan menghadapi krisis dan kebuntuan politik?

Bukan tidak mungkin akan terjadi kejutan-kejutan politik lainnya.***

Foto Headline: Place de République, tempat favorit para demonstan Prancis berunjuk rasa. (Foto: Sita Phulpin)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *