Bukan tidak mungkin blok oposisi akan merongrongnya dan mendorongnya untuk mengundurkan diri sebelum mandatnya berakhir pada 2027 nanti.
Di sisi lain, blok kiri NFP yang terdiri dari partai La France Insoumie (LFI) partai Sosialis (PS), Partai EELV (ekologis) dan Partai Komunis Prancis (PCF), hingga tulisan ini dibuat, belum mengajukan nama yang akan menjadi perdana menteri.
Meskipun tergabung dalam blok yang sama, partai-partai kiri ini memiliki prinsip dan visi politik serta program yang sebenarnya berbeda.
Kemenangan blok kiri menumbuhkan kekhawatiran pada banyak orang, bahwa LFI akan memaksakan program-programnya pada blok NFP, dan menjadikan Jean-Luc Melonchon, tokoh partai La France Insoumie (LFI) yang kontroversial, sebagai perdana menteri.
Oleh sebab itu, sejak kemarin para pemimpinnya, kecuali dari LFI, berusaha meyakinkan masyarakat bahwa perdana menteri yang akan disodorkan adalah orang yang bisa merangkul semua pihak.
Program-program yang akan dijalankannya merupakan program konsesus bersama.
Kita lihat apa jadinya, mengingat di dalam blok kiri tersebut, LFI meraih skor tertinggi.
Sinetron politik Prancis tampaknya belum akan berakhir.
Apakah kohabitasi akan berjalan baik ataukah sebaliknya, Prancis akan menghadapi krisis dan kebuntuan politik?
Bukan tidak mungkin akan terjadi kejutan-kejutan politik lainnya.***
Foto Headline: Place de République, tempat favorit para demonstan Prancis berunjuk rasa. (Foto: Sita Phulpin)