Alangkah indahnya tradisi Inggris ini. Ini adalah kepercayaan penuh dari Raja monarki ke pemerintah Inggris.
14 tahun yang sia-sia
Partai Konservatif sudah 14 berkuasa. Sebagai orang Indonesia, penulis menilai peristiwa terpilihnya perdana menteri baru ini dari untung ruginya secara ekonomi dengan Indonesia.
Menurut penilaian penulis yang tidak ada sangkut pautnya dengan perpolitikan ini, 14 tahun terakhir sangatlah sia-sia.
Tak ada kontribusi signifikan dari pemerintah Inggris terhadap Indonesia.
Kendati segala upaya sudah diusahakan, termasuk pendekatan individu penulis kepada Menteri Khusus Perdagangan Inggris Richard Graham, hanya berhasil memberikan bebas pajak impor kopi hijau dari Indonesia.
Indonesia butuh komitmen serius dari pemerintah Inggris. Namun terhambat status Indonesia yang masih tercatat sebagai negara kurang dipercaya oleh pemerintah Inggris.
Pasalnya, secara politik Indonesia masih diragukan dalam upaya pemberantasan teroris.
“Bola panas” selanjutnya ada di tangah presiden terpilih Prabowo Subianto.
Alami kemunduran
Selama 14 tahun berkuasa, Partai Konservatif Inggris banyak sekali mengalami kemunduran. Bahkan pergantian kepemimpinan menjadi bahan lelucon di dunia.
Liz Trust bahkan hanya menjabat sebagai perdana menteri Inggris hanya dalam 42 hari.
Rishi Sunak bekerja keras untuk menjadi PM Inggris. Bahkan saat dia menjabat sebagai Menteri Keuangan Inggris di bawah kepemimpinan Boris Johnson, sudah muncul gejala penghianatan.
Kemenangan Partai Buruh ini bagaikan petir di siang bolong bagi Partai Konservatif, dan menjadi kinerja terbaik bagi Partai Buruh sejak 1923.
Partai Keir Starmer ini meraih 411 kursi, tidak termasuk kursi ketua. Mayoritas terbesar di House of Commons.