Keluarganya di Jakarta tidak ingin tragedi ini tersebar. “Ibunya mau operasi jantung,“ tegas pihak keluarga, beralasan.
Di Jerman, khususnya di kawasan Bavaria, tragedi ini menjadi berita besar. Tabloid kuning Bild memasang berita pembunuhan itu besar-besar di headline.
Begitu juga koran lokal lainnya. Nama Indonesia juga disebut-sebut secara jelas, ketika menyangkut asal usul Hesti.
Pembunuhan sadis itu bermula dari cekcok pada 9 Juli lalu, setelah M dititipkan di KITA, sebuah tempat penitipan anak.
Pasangan yang sudah berpisah sejak Natal tahun silam itu bersitegang, dan jatuhlah korban. Hesti roboh dengan 30 luka tusuk. “Overkill,” tulis tabloid Bild.
Usai membunuh, Marcel lari dari rumah itu, lalu memanjat crane. Dari alat derek menara itu, versi Bild, Marcel menjatuhkan diri.
Pekerja bangunan yang pertama melihat jasad Marcel di lokasi, agak heran karena bajunya bersimbah darah cukup banyak.
Polisi pun datang. Keluarga terdekat harus diberitahu. Hesti adalah istri Marcel.
Polisi pun menuju kediaman Hesti, di Landsberg am Lech. Alih alih bisa memberitahukan kabar duka ini, justru polisi menemukan mayat Hesti bersimbah darah dengan puluhan luka tusuk yang sangat mengenaskan.
Buah hati pasangan campuran yang baru berusia 3 tahun itu kini yatim piatu. Pemerintah Jerman, melalui Jugendamt pun turun tangan. “Saya kira begitu prosedurnya,“ imbuh Donnah Fitrah.
Sepanjang catatan Warta Eropa, tragedi di Landsberg am Lech ini adalah drama rumah tangga terbesar yang melibatkan warga Indonesia.***