Dampak dari kerusuhan itu, banyak negara mengeluarkan peringatan perjalanan dan peringatan keselamatan kepada warga negara masing-masing, termasuk Indonesia, Malaysia dan Nigeria.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London menyarankan WNI di Inggris agar menghindari kerumunan besar dan meningkatkan kewaspadaan.
“Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah,” kata Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, melalui pesan tertulis.
Para WNI juga diminta selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat.
Sementara itu, warga Malaysia didesak agar menjauh dari area protes dan tetap waspada.
Mereka sangat dianjurkan mendaftar ke Komisi Tinggi Malaysia di London untuk menerima informasi dan bantuan tepat waktu.
Sedangkan Nigeria memperingatkan warganya agar berhati-hati di Inggris, setelah para perusuh, banyak di antaranya dari sayap kanan, menyerang hotel yang menampung pencari suaka.
Kementerian Luar Negeri Nigeria mengeluarkan peringatan perjalanan, dengan pernyataan ada peningkatan risiko kekerasan dan kerusuhan, yang mereka sebut telah mencapai proporsi yang berbahaya.
Perusuh dari sayap kanan
Kepolisian menyatakan bahwa banyak dari perusuh adalah pendukung sayap kanan.
Menurut PM Keir Starmer, kekerasan yang meningkat di Inggris digambarkan sebagai “kebrutalan sayap kanan”.
Sejak saat itu, aksi protes diadakan di London, Rotherham, Middlesbrough, Liverpool, Bolton, dan Irlandia Utara serta di tempat-tempat lainnya.***
Foto Headline: Kerusuhan di Inggris (Foto: Hindustan Times)