Dari pihak Austria hadir organisasi persahabatan Austrian-Indonesian Society (AIS), European International Culture Agency (EICA), UN Correspondence Association Vienna (UNCAV), dan mitra majalah Cercle Diplomatique.
Jadi ‘jembatan’ Indonesia-Austria

Prof. Em. Dr. A Min Tjoa, Presiden AIS (lembaga persahabatan Austria dan Indonesia), memberikan komentar positif atas pembukaan resto ini.
“Restoran yang baru dibuka ini tidak hanya memperkaya kuliner Wina, tetapi juga menjadi jembatan penting antara Austria dan Indonesia,” ujar Tjoa.
Restoran ini, lanjut Tjoa, memungkinkan masyarakat Wina turut merasakan keragaman dan kecanggihan masakan Indonesia.
Selain itu, juga mendapatkan wawasan lebih dalam tentang budaya dan tradisi negara ini.
“Saya yakin bahwa restoran ini akan memberikan kontribusi penting dalam mempromosikan pertukaran antar-budaya dan persahabatan antara kedua negara”, tuturnya.
Lengkapi produk pangan Indonesia

Kehadiran Kendang Restaurant melengkapi lanskap rantai hulu ke hilir produk pangan Indonesia.
Sebelumnya ada mini-supermarket “Toko Sederhana” (www.tokosederhana.com) dan “Warung Salam” (www.warungsalam.at) yang menjual berbagai bumbu dan produk pangan khas Indonesia.
“Semoga Kendang Restaurant menjadi pionir rumah kuliner bersinergi dengan rantai pasok bumbu Indonesia di Austria dan banyak lagi restoran Indonesia lainnya yang mengikuti irama kendang mengumandangkan Indonesia Spice Up Austria!” harap Dubes Damos.***
Sumber: siaran pers KBRI/PTRI Wina