Frau Nienstedt, seorang peserta mengatakan, kendati ia sudah pernah ke Indonesia, dirinya merasa banyak belajar dari diskusi buku itu dan dapat menghargai setiap helai kain batik dengan lebih baik lagi.
Cerita di balik setiap motif batik
Sementara itu, Konjen Renata Siagian menyampaikan bahwa Pameran Batik Pesisir tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan keindahan batik, tetapi juga mengajak masyarakat Hamburg dan sekitarnya untuk memahami cerita di balik setiap motif batik.
Selain itu, juga kompleksitas proses pembuatan batik yang menjadikannya warisan budaya yang sangat penting bagi Indonesia.
Sebagai catatan, batik telah diakui UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 2009.
“Selain keberhasilan mempromosikan batik, kegembiraan lain bagi saya adalah dapat membantu misi IASI untuk terus menghidupkan batik Lasem dan mengumpulkan beasiswa pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang kurang mampu,” tutur Renata.
Ia menilai, minat pembelian merchandise dan kain batik sangat tinggi selama pekan ini.
Selain itu, MARKK akan terus menjual produk Lasem selama 5 bulan pameran dan mudah-mudahan berlanjut.
“Kami juga telah mendapatkan tawaran dari Pasar Hamburg untuk memasarkan batik Lasem dalam kegiatan mereka tahun 2025,” tambahnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat semakin memperkuat apresiasi terhadap warisan budaya Indonesia, terutama batik, di kalangan masyarakat Jerman.
Inisiatif ini diharapkan juga dapat membuka peluang kolaborasi antara pengrajin batik Indonesia dan komunitas seni lokal di Hamburg, sehingga menciptakan jembatan budaya yang lebih kuat antara kedua negara.***