Ia menekankan pentingnya mendata potensi single origin di setiap daerah. Selain itu juga mendidik petani lokal agar memfermentasi biji cokelat. Dengan cara ini, produk biji cokelat Indonesia siap memasuki pasar premium.
Ia mencontohkan, orang sebelumnya tidak mengenal biji cokelat dari Berau Kalimantan Utara. Namun, berkat kelompok yang menggarap fermentasi cokelat, produk ini kini diminati pasar.
April menilai adanya literasi gastronomi melalui kuliner yang berkontribusi pada pengembangan pariwisata lokal.
Di Gaura, Sumba Barat Daya Nusa Tenggara Timur (NTT), yang juga menghasilkan biji cokelat single origin, kenaikan harga ekspor membantu petani setempat.
Selain itu, pariwisata di daerah ini bisa berkembang berkat perkebunan dan industri cokelat.
Cokelat Papua raih Gold Medal
Manfaat fermentasi cokelat ini dirasakan petani biji cokelat di Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat. Biji kakao Ransiki, yang tumbuh di Pegunungan Arfak, memiliki rasa berbeda dari cokelat pahit umumnya.
“Rasanya creamy dan manis, berkat kondisi pertumbuhan yang alami,” tutur April.
Pada 2023, biji cokelat Papua Barat ini meraih penghargaan Gold Medal dari International Center for Tropical Agricultural (CIAT).