Paolo Von Certzen, seorang pengunjung yang menjabat Commodities and Special Product sebuah perusahaan perdagangan makanan di Brazil, mengakui cokelat Indonesia memiliki citarasa yang kaya, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Padahal ia berasal dari Brazil, negeri tropis yang memiliki cukup banyak produk biji cokelat.
Demikian pula Mohammad El Bana, seorang pebisnis dari Dubai. Ia menilai cokelat Indonesia memiliki citarasa yang jauh melebihi apa yang dia bayangkan.

“Biasanya cokelat yang memiliki kandungan 100 persen akan terasa pahit, tapi cokelat dari Indonesia ini tidak pahit sama sekali,” ujarnya, memuji produk cokelat dari brand Tevere asal Bandung.
Sementara itu, seorang pengusaha di sektor pariwisata, Abdelkrim Baberrih, sangat terpesona dengan sajian produk cokelat asal Indonesia. Ia akan mengajak wisatawan Prancis untuk melihat langsung perkebunan cokelat di Tanah Air.
“Kami ingin menyajikan paket turisme dimana wisatawan bisa melihat langsung proses di kebun hingga merasakan produk akhirnya atau ‘exploring and experience’. Dan dengan cokelat ini, Indonesia bisa memiliki peluang yang bagus,” tuturnya.
Menanggapi hal ini, Aprilia mengatakan bahwa ACBI, asosiasi beranggotakan pengusaha cokelat artisan, memahami pentingnya kolaborasi sektor agrikultur dengan pariwisata, dimana kedua belah pihak akan saling menguntungkan.
“Sektor agrikultur dan turisme sangat lekat, dan memang asosiasi juga sedang mengusahakan agar petani Indonesia tak sekadar menghasilkan cokelat dengan kualitas yang baik, tapi juga bisa menarik kunjungan wisatawan, baik itu lokal maupun mancanegara,” pungkasnya kepada Warta Eropa.***
Foto headline: Aprilia Marissa (berbaju oranye) menjelaskan tentang seluk beluk cokelat Indonesia kepada calon pembeli potensial. (Foto: Rieska Wulandari)