Pengunjung Pameran Tertarik Cokelat Premium Indonesia, Perkiraan Transaksi Lebih dari 30 juta USD

Suasana Paviliun Indonesia. Perlu kolaborasi antara sektor agrikultur dengan pariwisata, untuk memajukan industri cokelat nasional. (Foto: Rieska Wulandari)

“Biasanya cokelat yang memiliki kandungan 100 persen akan terasa pahit, tapi cokelat dari Indonesia ini tidak pahit sama sekali,” ujarnya, memuji produk cokelat dari brand Tevere asal Bandung.

Sementara itu, seorang pengusaha di sektor pariwisata, Abdelkrim Baberrih, sangat terpesona dengan sajian produk cokelat asal Indonesia. Ia akan mengajak wisatawan Prancis untuk melihat langsung perkebunan cokelat di Tanah Air.

“Kami ingin menyajikan paket turisme dimana wisatawan bisa melihat langsung proses di kebun hingga merasakan produk akhirnya atau ‘exploring and experience’. Dan dengan cokelat ini, Indonesia bisa memiliki peluang yang bagus,” tuturnya.

Menanggapi hal ini, Aprilia mengatakan bahwa ACBI, asosiasi beranggotakan pengusaha cokelat artisan, memahami pentingnya kolaborasi sektor agrikultur dengan pariwisata, dimana kedua belah pihak akan saling menguntungkan.

“Sektor agrikultur dan turisme sangat lekat, dan memang asosiasi juga sedang mengusahakan agar petani Indonesia tak sekadar menghasilkan cokelat dengan kualitas yang baik, tapi juga bisa menarik kunjungan wisatawan, baik itu lokal maupun mancanegara,” pungkasnya kepada Warta Eropa.***

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *