Konduktor Avip Priatna, dengan “jam terbang” 20 tahun di musik klasik, malam itu menjadi bintang dalam konser JCO. Avip membawa penonton pada suasana berbeda.
Mereka diajak untuk menikmati kekayaan budaya Nusantara yang berusia ribuan tahun, lewat alunan musik perpaduan antara keanggunan musik klasik Eropa dan lagu-lagu etnis yang dinamis.
Ada 11 lagu yang dibawakan JCO yang dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama, overture Fatahilah, Indonesia Jiwaku, yang dibawakan penyanyi tenor Farman Purnama dan Batavia Madrigal Singers.
Kemudian lagu Tanah Air karya Ibu Sud, lewat alunan klarinet oleh Nino Ario Wijaya, menyusul lagu daerah Maluku Hela Rotane (Batavia Madrigal Singers), dan lagu daerah Sumbar Tak Tong Tong (Batavia Madrigal Singers).
Pierluigi, seorang pecinta Indonesia mengatakan, dirinya hadir menyaksikan konser ini untuk mempelajari lebih jauh tentang budaya Indonesia.
“Saya sungguh menikmati musik-musik yang disajikan. Sungguh bagus, benar-benar membangkitkan rasa keindonesiaan. Saya serasa berada di sana, dan lagi. Saya benar-benar cinta budaya Indonesia,” tuturnya.
Sebagai apresiasi kepada publik Italia, JCO juga membawakan sejumlah lagu Italia, seperti Nuvo Cinema Paradiso (Enio Morricone), lagu asal Napoli, Funiculi’ Funicula’ karya Giuseppe Turco dan Luigi Denza, dan musik klasik karya Johann Strauss, seperti The Radetsky’s March.