Ikut Serta di Salon du Chocolat Paris, ACBI Ingin Buktikan Indonesia Produsen Cokelat Berkualitas

Tema tahun ini -“Chocolate through Time”- menyoroti sejarah cokelat dan cara mengolahnya dari masa ke masa, menyajikan sudut pandang yang menarik dan edukatif bagi para pengunjung.

Pameran ini mencakup area khusus B2B yang dibuka dari 30 Oktober hingga 1 November, untuk memungkinkan pelaku bisnis bertemu dengan para profesional dari industri cokelat dan permen.

Seorang pengunjung stand ACBI mencicipi cokelat premium Indonesia. (Foto: Rieska Wulandari)

Berbagai sesi mencicipi cokelat dari seluruh dunia dan pameran kreasi inovatif juga diadakan, menjadikan pengalaman yang memanjakan lidah dan mata.

ACBI adalah asosiasi yang beranggotakan para pembuat cokelat artisan, yang menggunakan biji kakao fermentasi 100 persen dari Indonesia untuk membuat cokelat batangan.

Asosiasi ini mengusung misi memperkuat petani kakao fine flavor yang fokus pada fermentasi, untuk memberikan nilai tambah terhadap biji kakao tersebut.

Sedangkan Terve adalah perusahaan pengrajin cokelat premium asal Bandung yang berkomitmen memproduksi cokelat premium dengan kandungan cokelat di atas 55 persen.

Sumbernya dari varietas biji asli Indonesia, seperti dari Ransiki Papua. Kendati tergolong artisanal, Terve menghadirkan teknologi Italia, dan telah melakukan ekspor skala kecil ke Jepang. Saat ini membidik pasar ekspor, Jerman, Hong Kong, Jepang dan Inggris.

Selain cokelat premium Terve dari Bandung, ada pula brand Onuka dari Makassar, Ubud Raw Bali dan Lile dari Padang.***

Foto headline: Pameran internasional Salon du Chocolat ramai pengunjung di hari pembukaan.(Foto: Rieska Wulandari)

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *