Kekecewaan serupa disampaikan Franya Naya Timmer, penari pembuka yang membawakan tarian “Negeriku”, hasil kolaborasi komunitas penari Indonesia di Belanda,
“Semua pengaturan stand, panggung, dan susunan acara sudah maksimal. Tapi pengunjung benar-benar sepi. Kecewa karena yang datang hanya sedikit,” ujar Naya, yang tinggal di kota Alkmaar sejak 8 tahun lalu.
Meski kecewa, Naya tetap tampil profesional dan menari dengan bagus diiringi senyuman di hadapan penonton yang hadir.
“Ini pertama kali saya menari di panggung besar dengan penonton sedikit,” kata anggota grup tari Cakrawala Nusantara Indonesia itu.
Medsos jadi obat
Naya merasa sedikit terhibur karena banyak yang merekam atau memvideokan pertunjukan tersebut dan membagikannya di media sosial. Inilah yang membantu mengurangi rasa kecewanya.
Sementara itu, Myra Rouhof dari organisasi Bisnis Negeriku -tuan rumah dan penyelenggara di Belanda- mengaku sudah berusaha maksimal untuk mewujudkan acara ini di tahun 2024.
“Sebenarnya acara ini sudah lama direncanakan tetapi tertunda karena ada pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024,” ungkapnya kepada Yuke Mayaratih melalui sambungan telepon.
Hal itu mengakibatkan banyaknya sponsor yang mengundurkan diri. Namun ia dan timnya jalan terus dan memboyong setidaknya 40 pelaku usaha kecil menengah (UKM) dan 15 sponsor BUMN.
Salah pemilihan waktu
Sejumlah pengisi acara dan vendor menyebutkan, undangan untuk berpartisipasi diedarkan terlalu mendadak, hanya 1-2 minggu sebelum acara.