Atase Polri KBRI Berlin: Mereka Berada di Kelompok Rentan Tereksploitasi

Bonus demografi Indonesia (SDM) dimanfaatkan untuk mendatangkan lulusan-lulusan SMA dan SMK, dari beragam daerah di Indonesia untuk datang ke Jerman mengikuti ausbildung.

Laporan yang masuk ke Polresta Solo, ada yang sudah membayar namun tidak berangkat,
ada pula yang ijazahnya ditahan penyelenggara, sehingga korban kesulitan ketika akan melamar pekerjaan. Ada pula yang melapor, keluarganya dikejar-kejar agen untuk ditagih utang (biaya ausbildung).

  1. Ferienjob
    Pada Maret hingga Mei 2024, jadi trending topic di Indonesia adanya kontrak kerja berkedok magang dengan korban 1.047 mahasiswa indonesia dari 33 kampus di Indonesia.

Pelaku masih berkeliaran di Jerman (red notice interpol), dan masih berada di Stutgart dan Trier.

Karena kendala sistem hukum yang berbeda dengan Indonesia, sampai saat ini tersangka belum dipulangkan ke Indonesia.
Ia malah membangun narasi-narasi dan opini bahwa dirinya tidak bersalah.

  1. Studium
    Agen memanfaatkan agar mereka bisa ditempatkan di kampus-kampus di Jerman. Faktanya, universitas tidak sesuai yang dijanjikan. Bahkan ada agen yang menjanjikan kuliah, tapi kenyataannya ikut ke azubi.

Azubi adalah sebutan untuk peserta program Ausbildung di Jerman. Setelah berjalan 6 bulan, korban baru menyadari bahwa dirinya tidak masuk sebagai mahasiswa.

Selain itu, ada pula:
Pekerja Migran indonesia (PMI)
PMI ini ada undang-undangnya. Mereka dijanjikan bekerja di Jerman, namun kenyataannya hanya magang dengan kotrak 2 tahun.

Di tengah kontrak ini ada korban yang dihentikan, kemudian harus mencari sendiri kotrak baru. Sehingga mereka terkendala karena berada di luar negeri dengan minimnya jaringan, minimnya sumber daya dan penghasilan yang tidak terlalu besar. ***

Foto headline: Kombes Pol Shinto Silitonga, Atase Polri KBRI Berlin.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *