Gema Nusantara Kala Musim Semi di Belanda

Wahana Budaya Nusantara.

“Rasanya seperti pasar malam di Tanah Air,” ujar salah satu pengunjung edisi tahun lalu. Pengalaman itu akan dihidupkan kembali dalam edisi kedua tahun ini.

Tari dan Komedi, De Susu Segar

Budaya Adalah Jembatan

Paguyuban Budaya Indonesia ingin menjadikan organisasinya sebagai rumah bersama. Rumah bagi mereka yang ingin menjaga dan mengembangkan seni budaya Indonesia di negeri rantau.

“Anggota adalah fondasi kami,” kata Carlo. “Kalau fondasinya kuat, PBI akan bersinar, baik di Belanda maupun luar negeri.” Ia juga menyampaikan rencana jangka panjang.

“Kami ingin membuat kolaborasi lintas negara. Antara seniman Indonesia dan seniman Belanda. Bahkan dengan negara Eropa lainnya.”

Eva mendukung visi itu. Menurutnya, budaya adalah jembatan untuk membuka dialog antarbangsa.

Riyan S

Generasi Muda Harus Terlibat

Tuty Koolhaas punya harapan lain. Ia ingin generasi muda ikut terlibat lebih dalam. “Kami butuh mereka,” katanya. “Mereka harus tahu akar budaya orang tuanya. Jangan sampai tercerabut.”

Ia membayangkan PBI sebagai ruang berkumpul para pecinta seni. Tempat bertukar ide, berkolaborasi, dan saling belajar.

Mila Plezier

Seni Tak Butuh Slogan

Di Belanda, festival budaya Indonesia bukan barang baru. Dari musim semi hingga akhir musim panas, berbagai kota menjadi tuan rumah pertunjukan seni Indonesia. Tapi Semarak Nusantara membawa warna yang berbeda.

Ia bukan acara pemerintah. Ia bukan bagian dari promosi resmi. Tapi justru karena itulah acara ini terasa lebih tulus. Lebih membumi.

“Para seniman ini tidak sekadar nostalgia,” ujar Eva. “Mereka ingin menunjukkan bahwa budaya Indonesia tetap relevan. Tetap hidup.”

Kebudayaan Sebagai Solusi

Dalam wawancara terpisah, etnomusikolog Franky Raden menyampaikan pendapatnya. “Ketika bidang lain seperti politik dan ekonomi mengalami kebuntuan, budaya bisa menjadi solusi,” ujarnya.

Ia mencontohkan Korea Selatan. “Negara itu pernah mengalami krisis ekonomi besar tahun 1997. Tapi mereka bangkit lewat budaya. Sekarang, musik, film, dan seni mereka mendunia.”

Menurut Franky, Indonesia pun bisa seperti itu. Syaratnya, pemerintah harus melihat kebudayaan sebagai peluang emas.

Podium Azotod

Undangan Terbuka untuk Semua

Semarak Nusantara II bukan akhir. Ia adalah permulaan. Permulaan dari gerakan seni yang lebih besar. Gerakan yang digerakkan oleh komunitas. Oleh cinta pada budaya. Dan oleh semangat persatuan.

Bagi yang tertarik ikut serta atau membeli tiket, bisa menghubungi Email: Paguyubanbudayaindonesia@gmail.com atau Telepon (Eva): +31623680799

Pagelaran ini bukan hanya milik para penampil. Ia milik semua pencinta seni. Semua yang percaya bahwa budaya bisa menyatukan. Bahwa seni bisa menyembuhkan. Dan bahwa optimisme bisa dinyalakan dari sebuah panggung kecil di Utrecht.

Semarak Nusantara II adalah bukti. Bahwa di rantau pun, budaya Indonesia tetap bersinar. Tak perlu slogan. Tak perlu label. Cukup semangat dan cinta dari para pelakunya.

By Redaksi

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *