Bea turut menyampaikan kesaksiannya sebagai jurnalis kantor berita Internasional yang berhasil mendarat di Aceh sehari setelah kejadian.
“Saya tiba di Aceh pada 27 Desember 2024, sehari setelah tsunami menyapu Banda Aceh. Di sana saya melihat jenazah bergelimpangan di trotoar jalan dan halaman-halaman kantor. Juga di pinggiran sungai, mengambang di sungai, serta terbanyak di halaman pertokoan,” tutur pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 21 Juli 1964 itu.
Bea mengaku melihat itu semua, namun ia tak kuasa untuk mengambil gambar dengan kameranya.
“Ini sangat sulit bagi saya sebagai fotografer. Saya melihat orang-orang yang berhasil selamat berjalan dengan pandangan mata kosong. Saya sungguh sedih menyaksikannya,” ujarnya.
Ring of fire

Dalam kegiatan tersebut hadir Konsulat Kehormatan Thailand untuk Italia Dott. Alberto Virgilio dan Geolog Luca Beretta, serta koresponden South East Asia Today di Italia, Rieska Wulandari.
Rieska menuturkan, Indonesia disebut sebagai ring of fire karena dilingkupi 170 vulkanik aktif dan dua lempeng patahan bumi yang membuat Indonesia memiliki sumber energi, dan agrikultur. Serta mineral yang sangat dibutuhkan oleh seluruh dunia, seperti nikel, minyak bumi, gas, berbagai macam logam.
Namun itu semua sekaligus menjadi sumber malapetaka alamiah yang harus dipahami secara keilmuan dan sains.
“Oleh karena itu, kita melihat Indonesia harus dengan kearifan apakah sebagai sumberdaya yang harus dieksploitasi secara masif atau dilestarikan untuk kemaslahatan dan peradaban umat manusia yang lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut Konsulat Kehormatan Indonesia di Firenze, Jacopo Cappuccio, menyampaikan rasa terima kasihnya pada Comune di Milano.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Milan atas peringatan kejadian Tsunami ini. Saya kira ini benar-benar sesuatu yang penting untuk dilakukan,” ujar Jacopo.
Ia juga menjelaskan bahwa Indonesia dan Thailand adalah anggota ASEAN yang merupakan mitra strategis dunia di bidang ekonomi dan budaya.
Bantuan 95 juta USD
Italia telah mengucurkan bantuan sebesar 95 juta dolar AS (USD) untuk penanganan tsunami Aceh, yang kemudian ditingkatkan menjadi 113 juta USD.
Sebanyak 42 juta di antaranya merupakan sumbangan langsung melalui sistem SMS yang diberikan oleh warga Italia.***