BUMN, Kerugian dan Toxicity yang Menjalar di Dalamnya

Krakatau Steel juga mengalami kerugian signifikan. Pada 2023 kerugiannya USD131,65 juta atau sekitar Rp2,03 triliun.

Penyebab utama kerugian ini adalah kerusakan pada switch house finishing mill, yang menyebabkan tidak beroperasinya pabrik Hot Strip Mill 1.

Berlanjut pada Kerugian di kuartal I 2024: sebesar USD29,14 juta atau sekitar Rp462,58 miliar.

Kerugian ini meningkat 60 persen dibanding periode yang sama pada 2023.

Penyebab kerugian. Kerusakan pada fasilitas produksi dan penurunan penjualan produk baja menjadi penyebab utama kerugian Krakatau Steel.

Upaya pemulihan. Perusahaan berencana untuk menyelesaikan perbaikan fasilitas produksi pada tahun ini dan mengoptimalkan kinerja selama proses recovery. Produksi pertama produk Hot Rolled Coil (HRC) pasca-perbaikan diharapkan dimulai pada kuartal keempat tahun ini.

PERTAMINA

Kerugian Pertamina diperkirakan mencapai hampir Rp 1 kuadriliun (1.000 triliun), dari 2018 hingga 2023. Diduga akibat adanya korupsi tata kelola minyak dan produk kilang.

Berikut beberapa poin penting terkait kerugian Pertamina:
Kerugian Negara Rp 968,5 triliun dalam periode 5 tahun (2018-2023), dengan rincian:
Kerugian ekspor minyak mentah dalam negeri Rp 35 triliun
Kerugian impor minyak mentah melalui broker Rp 2,7 triliun
Kerugian impor BBM melalui broker Rp 9 triliun
Kerugian pemberian kompensasi Rp 126 triliun
Kerugian pemberian subsidi Rp 21 triliun
Penyebab Kerugian Praktik korupsi dan manipulasi dalam impor dan distribusi BBM, termasuk pengoplosan BBM subsidi dengan non-subsidi.

PT KAI

PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengalami kerugian signifikan pada semester I 2025 akibat kepemilikan mayoritas saham di konsorsium pengelola Kereta Cepat Whoosh, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Kerugian bersih yang dikontribusikan ke KAI mencapai Rp951,48 miliar hingga pertengahan 2025.

Penyebab Kerugian kepemilikan 58,53% saham KAI di PSBI, konsorsium pengelola Whoosh, menjadi penyebab utama kerugian.

-Total Kerugian Whoos*: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) mencatat kerugian sebesar Rp1 triliun pada semester I 2025, yang membebani keuangan KAI.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan.***

*)Jurnalis, tinggal di Milan, Italia

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *