Dialog KBRI Bern dan Diaspora: KBRI Diminta Tak Layani Kunjungan Pejabat yang Tak Berguna

Bern, Wartaeropa.com – KBRI Bern mengundang diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein untuk berdialog, pada Senin 8 September 2025. Langkah ini dilakukan sebagai wujud menjalin komunikasi dengan masyarakat dan diaspora.

Selain itu, untuk memberikan ruang berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi terkait dengan dinamika perkembangan aksi dan tuntutan masyarakat yang terjadi di Tanah Air.

Diaspora Indonesia menyoroti sejumlah dinamika yang terjadi di Tanah Air maupun peningkatan pelayanan masyarakat oleh KBRI Bern.

Tuntutan diaspora

Terkait kondisi nasional, diaspora menyatakan solidaritas dengan gerakan rakyat yang menuntut transparansi, reformasi, empati, serta menolak kekerasan terhadap aksi massa.

Diaspora juga menuntut reformasi parlemen, penguatan lembaga anti-korupsi, pembenahan Polri dan TNI, serta kebijakan ekonomi yang lebih adil, dituntut untuk menjadi fokus perubahan sistemik.

Beberapa perwakilan diaspora membacakan dan menyampaikan beberapa aspirasi dan permintaan, termasuk dukungan kepada tuntutan 17 + 8, untuk diteruskan kepada instansi pemerintah terkait.

17+8 Tuntutan Rakyat adalah berbagai aspirasi dan desakan rakyat yang beredar pada unjuk rasa dan kerusuhan Indonesia Agustus 2025 di media sosial.

Diaspora Indonesia juga meminta kepada KBRI Bern untuk tidak melayani kunjungan-kunjungan pejabat yang dinilai tidak bermanfaat.

Terkait pelayanan KBRI Bern, masyarakat menyoroti kelambatan pelayanan paspor akibat kerusakan printer paspor (bukan printer biasa) dan meminta agar pelayanan segera dipulihkan dan pengadaan printer pengganti dipercepat.

Sebanyak 15 perwakilan diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein hadir secara luring di KBRI Bern, dan selebihnya mengikuti dialog melalui platform online. Dubes RI Bern juga hadir bersama staf KBRI Bern.

Tuntutan pada DPR dan penegak hukum

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *