RI dan Swiss Jalin Kerja Sama Pendidikan Vokasi Berbasis Apprentice

“Indonesia dan Swiss memiliki banyak potensi kerja sama yang dapat dikembangkan karena di satu sisi, Indonesia memiliki pasar dan demand yang cukup besar, termasuk sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sedangkan di sisi lain, Swiss memiliki
teknologi dan sumber daya finansial yang dibutuhkan oleh Indonesia,” demikian ujar Dubes Ngurah.

Salah satu kerja sama yang disepakati akan dikembangkan adalah industri pengolahan sumber daya mineral (hilirisasi) yang akan disusun dalam suatu perjanjian kerja sama untuk hilirisasi sumber daya mineral dengan menggunakan teknologi dan investasi Swiss, termasuk jaringan pemasaran global.

“Hal ini merupakan salah satu wujud kerja sama konkrit yang saling menguntungkan bagi kedua negara,” lanjut Dubes Ngurah.
Kedua negara juga akan melanjutkan kerja sama pendidikan vokasi yang berbasis apprentice (magang junior) untuk memperkuat daya saing SDM Indonesia, termasuk pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga air, waste to energy, dan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang inovatif lainnya, termasuk dalam pengembangan kerja sama trasportasi berkelanjutan.

75 tahun hubungan

Hubungan bilateral kedua negara juga akan memasuki momentum sangat penting pada tahun 2026,
yaitu memasuki usia 75 Tahun.

Momentum ini sangat penting, termasuk dalam konteks dinamika geo-politik, mengingat kedua negara memiliki prinsip-prinsip yang selaras seperti sistem perdagangan global berbasis hukum, multilateralisme, dan peningkatan perdagangan dan investasi
tanpa restriksi.

Di sela pertemuan dengan para Menteri, Parmelin juga berkunjung ke Bandung untuk berkunjung ke pendidikan vokasi POLMAN, yang merupakan proyek kerja sama pendidikan vokasi bidang permesinan Indonesia-Swiss yang telah berjalan sejak tahun 1970-an, termasuk mengunjungi peternakan susu sapi di Pangalengan.

Dalam kerja sama pembangunan yang diluncurkan bersama oleh Menteri Parmelin dan Menteri Perencanaan Pembangunan di Gedung BAPPENAS, Indonesia masih tetap menjadi negara prioritas bagi Swiss selama lebih dari satu dasawarsa terakhir.

Beberapa perjanjian, seperti kerja sama pengolahan sumber daya mineral dan pertukaran tenaga kerja profesional kedua negara diharapkan dapat difinalisasi, melengkapi berbagai perjanjian CEPA dan BIT kedua negara yang akan memperkuat kemitraan strategis yang saling menguntungkan.

Swiss menduduki peringkat ketiga sebagai investor terbesar dari wilayah Eropa di Indonesia. Pada
semester 1 tahun 2025, investasi Swiss di Indonesia mencapai USD 79 juta. Di sektor perdagangan, pada enam bulan pertama tahun 2025, nilai perdagangan Indonesia-Swiss mencapai USD 3,14 miliar.

Angka ini menunjukkan peningkatan lebih dari 100 persen dengan surplus bagi Indonesia di atas USD 2,5 miliar pada tahun 2024.

Kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara, sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai partner strategis bagi Swiss.***

Sumber: Siaran Pers KBRI Bern

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *