San Marino Rayakan 100 tahun Pramoedya Ananta Toer Melalui Perlawanan dalam Gambar

Proyek ini merupakan bagian dari program edukasi yang diselenggarakan oleh Institut Kebudayaan dan Galeri Nasional San Marino, serta proyek internasional Translating Pram, yang didedikasikan untuk penulis Pramoedya Ananta Toer, seorang tokoh kunci abad ke-20 di bidang sastra.

Pada malam harinya, digelar pertemuan publik “Tanah Manusia untuk Semua Bangsa”, yang mengeksplorasi hubungan antara seni dan aktivisme.

Siapa Yayak Yatmaka?

Yayak Yatmaka [kiri]. (Foto: Dok Penyelenggara)

Yatmaka dilahirkan pada tahun 1956. Ia menempuh pendidikan Desain Grafis di Seni Rupa ITB.

Pada tahun 1980-an, ia mendirikan LSM SAMIn (Sekretariat Anak Merdeka Indonesia), yang memproduksi komik dan materi edukasi anti-pekerjaan anak.

Kritiknya terhadap rezim Suharto membuatnya harus mengasingkan diri di Jerman pada 1992.

Sejak itu, ia berpameran di Eropa dan Indonesia, serta menerbitkan buku-buku bergambar tentang protes, termasuk Militerisme di Indonesia untuk Pemula (1999) dan Sejarah Gerakan Kiri Indonesia untuk Pemula (2016).

Proyek Menerjemahkan Karya Pram

Rita Canarezza. (Foto: Dok Penyelenggara)

San Marino juga menggelar proyek Translating Pram, yakni proyek kuratorial dan riset interdisipliner yang merefleksikan proses penerjemahan dan sirkulasi budaya karya Pramoedya Ananta Toer, pengarang yang produktif dan kandidat penerima Nobel yang dipenjara 14 tahun karena pandangan politiknya.

Selanjutnya, pada Desember mendatang, proyek ini akan menjadi sebuah pameran yang akan menyatukan San Marino dan Jakarta, lewat dialog antara ingatan, sastra dan hak asasi manusia.

Panggung San Marino akan mencapai puncaknya lewat pameran di Palazzo Graziani, dari 5 hingga 31 Desember 2025. Pameran itu menampilkan instalasi interaktif, materi arsip, rekaman multibahasa dari novel The Fugitive, dan kontribusi akademis internasional.

Ini adalah kesempatan untuk memadukan seni, memori, dan aktivisme, membawa konteks Indonesia, Italia, dan San Marino ke dalam dialog melalui kekuatan budaya.

“Ini adalah kesempatan yang berharga,” komentar Rita Canarezza, pekerja budaya di Galleria Nazionale, San Marino.

“Seniman ini sedang tur Eropa, khususnya di Paris, sehingga kami dapat membawanya ke San Marino melalui kontak yang sangat penting, seorang warga asli San Marino yang tinggal dan bekerja di Jakarta, Chiara Giardi,” tambah Rita.

“Saya seorang kurator dan pengajar seni dari San Marino, tetapi saat ini berada di Jakarta, Indonesia. Saya adalah bagian dari tim kuratorial proyek Translating Pram, sebuah proyek kuratorial interdisipliner yang menyelidiki proses penerjemahan dan internasionalisasi karya Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis terkemuka Indonesia yang ulang tahunnya yang keseratus kita rayakan tahun ini,” tuturnya.***

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *