Secara institusional, Indonesia masih memiliki keunggulan, meskipun kendala-kendala klasik masih tetap memerlukan perhatian seperti birokratisasi yang lambat, kurangnya jaringan rantai pasok industri, serta peningkatan kebutuhan terhadap energi terbarukan yang harus dipenuhi Indonesia.
Seminar ini menghadirkan tiga panelis, yaitu Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya; Kepala Divisi Asia Oseania SECO (Kementerian Perekonomian Swiss), Ms. Natalie Rast, serta CEO Swiss Asian Chambers of Commerce (SACC), Roger Leitner; dengan dimoderatori oleh Dr. Tomas Cassas-Klett, Dosen Senior/Direktur China Competence Centre, Universitas St.Gallen.

Pada kesempatan ini, Dubes RI sampaikan pentingnya diversifikasi yang sedang berkembang untuk dapat dimanfaatkan dan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, khususnya dalam kerangka masyarakat ekonomi ASEAN.
Makro ekonomi Indonesia juga masih menunjukkan kondisi yang stabil dan positif, dengan tingkat PDB terbesar ke-2 di negara anggota G20, serta tingkat inflasi yang maksimal sekitar 3%, salah satu terendah di G20.
Situasi ekonomi global saat ini semakin tidak menentu dengan kebijakan unilateral mengenai tariff yang memberikan tantangan besar bagi perekonomian global, namun demikian di tengah tantangan tersebut, juga muncul momentum baru yang dapat dimanfaatkan Indonesia dan Swiss untuk secara jangka panjang dapat meningkatkan kemitraan yang saling melengkapi.

”CEPA yang telah berlaku juga menjadi salah satu faktor positif untuk dimanfaatkan sebagai peluang,” demikian ujar Dubes Ngurah.
Dalam wrap-up session oleh moderator, ditegaskan bahwa kondisi geo-politik dan tantangan ekonomi global mendorong Swiss untuk semakin melihat potensi negara-negara Asia, khususnya Indonesia, sebagai mitra penting dalam kerja sama internasionalnya.
Dalam penelitian Elite Quality Index yang dilakukan oleh Universitas St. Gallen, hasil penelitian sejauh ini menunjukkan peningkatan ranking Indonesia dari tahun ke tahun yang juga menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia terus maju dan berkembang.
Dalam penelitian ini juga ditegaskan bahwa peran kekuatan institusi ekonomi sangat menentukan prestasi kemajuan perekonomian yang dicapai oleh suatu negara.
Sumber: Siaran Pers KBRI Bern