Kafe ini menjadi wahana untuk memperkenalkan kopi Indonesia. Apalagi rasa dan kualitas kopi Indonesia tak kalah dari kopi dari negara-negara penghasil kopi besar lainnya.
Acaranya yang ditampilkan pun beragam. Mulai dari gamelan Bali, dangdutan, tari-tarian tradisional, hingga peragaan busana tradisional dan wastra dari berbagai daerah di Indonesia.
Undian berhadiah
Acara semakin semarak dengan adanya berhadiah. Hadiahnya menggiurkan. Ada paket berisi kerajinan tangan berkualitas, buku, makanan kering persembahan Tasna Ambu, Desi Paris, Alda Trisda & Toko Manis.
Ada pula hadiah bernilai 1.700 euro dari Azimuth Adventure Travel, berupa akomodasi liburan gratis selama dua pekan di Bali untuk dua orang. Wow!
Melihat antusiasme warga Lille yang luar biasa, festival budaya Indonesia ini sangat berpeluang menjadi festival Indonesia yang besar.
Festival ini berpotensi menggantikan Pasar Malam Tong Tong yang legendaris dan kini telah “almarhum”. Betapa tidak, posisi geografis Lille yang berbatasan dengan Belgia, membuat kota ini sangat strategis, sebab mudah dijangkau dari Prancis, Belgia, bahkan Belanda.
Apalagi kereta cepat TGV dari Paris menuju ke Amsterdam dan sebaliknya, melewati Lille dan Brussel. Ini membuat penduduk Antwerpen di Belgia tak sulit menjangkau Lille.
Festival-festival seperti ini selain menampilan pertunjukan budaya juga bisa jadi ajang dagang bagi produk-produk karya anak bangsa, baik karya diaspora maupun para pelaku UMKM yang langsung datang dari Tanah Air.
Melihat kesuksesan Festival Garuda, Joshua Hochart, senator propinsi Haute de France, dan Hakim Agouni, penasihat bidang kualitas ruang publik dan berbagai kegiatan budaya Kotamadya Lille, berujar kepada Dubes Oemar, bahwa Lille siap mendukung penyelenggaraan festival ini para tahun depan.
Nah, tunggu apalagi? Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dalam satu gelaran, aneka bidang unggulan Indonesia tersaji dalam paket komplit. Cocok sekali dengan slogan asosiasi Rumah Indonesia: “Satu rumah, ragam budaya”.***
Catatan: Foto-foto Dok ARI