Film-film yang ditayangkan adalah Women from Rote Island (2024) karya Jeremias Nyangoen, Yuni (2021) karya Kamila Andini, Garuda Power: the Spirit Within (2012) karya Bastian Meiresonne, dan Crocodile Tears (2024) karya Tumpal Tampubolon.
Seluruh film ditayangkan dalam bahasa Indonesia dengan subtitle bahasa Prancis, sehingga penonton Prancis dapat menikmati isi ceritanya.

Festival du Cinéma Indonésien menjadi bukti nyata bahwa hubungan antara Indonesia dan Prancis tidak hanya terjalin dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga dalam ranah seni dan budaya.
Hal ini merefleksikan tindak lanjut dari Deklarasi Bersama untuk pengembangan kemitraan strategis Indonesia–Prancis hingga 2050 (Joint Vision 2025), yang ditandatangani Presiden Prabowo dan Presiden Macron, pada Mei 2025.
Kerja sama itu mencakup penguatan kerja sama di bidang seni, budaya dan industri kreatif.
Direktur Kerja Sama Eropa dan Internasional CNC (Pusat Perfilman) Prancis menegaskan, Indonesia merupakan negara yang kaya dengan energi dan karya kreatif di bidang perfilman.
“Kerja sama Indonesia-Prancis di bidang perfilman, baik untuk peningkatan kapasitas, pelestarian warisan film, pembangunan ekosistem perfilman, dan lainnya akan terus diperkuat,” ujarnya.
Dengan menampilkan karya-karya yang orisinal, progresif, dan sarat nilai kemanusiaan, festival ini membuka ruang dialog antara dua budaya besar yang saling menghargai dan menginspirasi.
Ia berharap, Festival du Cinéma Indonésien menjadi langkah penting untuk menghadirkan lebih banyak film Indonesia di Prancis, sekaligus menjadi jembatan pemahaman dan pertukaran budaya antar masyarakat.***
Sumber: Siaran Pers KBRI Paris

