Zürich, Wartaeropa.com – Ekonomi kreatif (ekraf) menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, yang menyerap 26,47 juta tenaga kerja.
Total investasi ekraf mencapai Rp 90,12 triliun pada semester 1 tahun 2025.
Hal ini diungkapkan Ketua Delegasi Kementerian Ekraf RI, pada pembukaan Business Matching dengan sejumlah perusahaan dan calon investor dari Swiss di Zürich.
Swiss menempati ranking kedua negara tujuan ekspor produk ekraf terbesar Indonesia setelah Amerika Serikat.
Nilainya mencapai USD 960,6 juta pada semester 1 tahun 2025.

Kementerian Ekonomi Kreatif, didukung KBRI Bern di Swiss, menginisiasi rangkaian kegiatan promosi di Swiss untuk mempromosikan peluang investasi di sektor ekraf Indonesia.
Untuk itu, Kementerian Ekraf menghadirkan empat perusahaan Indonesia yang bergerak di bidang ekraf, antara lain Sour Sally Group, Akasacara Film, PT Ladang Lima, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singasari.
Keempat perusahaan tersebut melakukan presentasi langsung di hadapan para mitra Swiss dan mengajak para investor untuk berkontribusi dalam pengembangan bisnis ekraf di Indonesia.
Melalui sesi pitching dengan para mitra Swiss, keempat perusahaan juga secara lebih mendalam melakukan penjajakan kemitraan dengan para calon investor potensial.
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Ngurah Swajaya juga memandang bahwa promosi Ekraf harus semakin giat dilakukan.
“Kontribusi Ekraf terhadap PDB Indonesia terus meningkat selama satu dekade, dan mencapai sekitar 7 persen dari PDB Indonesia,” ujarnya.

