Penulis: Trigo Neo Starden
London, Wartaeropa.com – Inggris sedang tidak baik-baik saja. Negara yang baru saja menggelar pemilu dengan kemenangan Partai Buruh itu dilanda kerusuhan.
Gelombang kerusuhan anti imigran itu dinilai sebagai terburuk dalam 13 tahun terakhir.
Para perusuh, kebanyakan dari sayap kanan, menargetkan pencari suaka dan komunitas etnis minoritas di negeri Raja Charles III ini.
Peristiwa penusukan
Kerusuhan dipicu adanya tindak kriminal penusukan tiga anak gadis hingga tewas.
Dua di antaranya, berusia 6 dan 7 tahun, meninggal pada Senin 4 Agustus 2024.
Seorang lainnya, gadis berusia 9 tahun, meninggal pada Selasa pagi 5 Agustus 2024.
Seluruh korban menderita luka tusuk akibat tikaman pisau. Demikian keterangan polisi Merseyside, dalam sebuah pernyataan.
Axel Rudakubana (17), warga Inggris kelahiran Cardiff, ibu kota Wales, yang orang tuanya berasal dari Rwanda, ditangkap di tempat kejadian.
Ia dikenakan tiga tuduhan pembunuhan, 10 tuduhan percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata tajam ilegal.
Kepolisian setempat tengah mendalami motif dari penusukan massal di Southport itu, dengan berfokus pada kondisi kesehatan mental tersangka.