WartaEropa.com, Jenewa – Sorotan lampu konferensi, deretan bendera negara, dan wajah-wajah diplomat dari berbagai belahan dunia mewarnai ruang pertemuan Konvensi Basel, Rotterdam, dan Stockholm (BRS) di Jenewa. Di antara 77 menteri dan pejabat tinggi yang hadir, Indonesia menegaskan posisi dan komitmennya untuk berdiri di garis depan dalam perjuangan global melawan polusi bahan kimia dan limbah berbahaya.
Delegasi Indonesia yang dipimpin Kuasa Usaha Ad Interim Perwakilan Tetap RI di Jenewa, Duta Besar Achsanul Habib, membawa pesan yang tegas: kerja sama multilateral harus menjadi garda utama dalam menyelesaikan krisis lingkungan yang tidak kasat mata namun kian nyata dampaknya.

“Indonesia menegaskan komitmen kuat terhadap implementasi Konvensi BRS dan upaya memerangi perdagangan ilegal bahan kimia dan limbah berbahaya,” kata Dubes Habib dalam pernyataan nasionalnya di hadapan para delegasi internasional.
Konferensi Para Pihak atau Conference of the Parties (COP) BRS 2025, yang berlangsung pada 30 April hingga 1 Mei, mengusung tema “Make visible the invisible: sound management of chemicals and wastes”. Tema ini mencerminkan urgensi global untuk melihat bahaya tersembunyi dari bahan kimia beracun dan limbah elektronik serta plastik yang makin melimpah. Dunia, menurut para peserta forum, tak lagi bisa menutup mata terhadap ancaman ini.
