Ruanita Indonesia Bahas Cara Bijak Hadapi Adiksi Gim pada Anak

Wartaeropa.com – Pada Sabtu sore waktu Jakarta, tetapi masih pagi di Eropa Utara dan sudah malam di Australia, puluhan wajah muncul satu per satu di layar Zoom. Mereka berasal dari berbagai penjuru dunia, orang tua, guru, mahasiswa, dan pemerhati anak, yang memiliki satu kegelisahan yang sama: bagaimana mendampingi anak menghadapi derasnya dunia gim online.

Diskusi daring bertajuk “Atasi Adiksi Games Online pada Anak Usia Sekolah Dasar” yang digelar Ruanita Indonesia pada 29 November 2025 itu menjadi ruang pertemuan lintas negara. Bagi banyak keluarga Indonesia di luar negeri, isu ini terasa semakin dekat. Anak-anak tumbuh dengan gawai di tangan dan akses internet tanpa batas, sementara orang tua sering berada di antara tuntutan pekerjaan dan minimnya dukungan sosial seperti yang biasa mereka dapatkan di Tanah Air.

Kisah dari Bangladesh: Menemukan Ritme di Rumah

Mom Elia Qudo, seorang ibu asal Indonesia yang kini tinggal di Bangladesh, membuka diskusi dengan cerita yang akrab bagi banyak peserta. Ia menggambarkan hari-hari ketika putranya lebih betah di depan layar gim daripada menyelesaikan tugas sekolah.

“Awalnya saya hanya ingin dia senang. Tapi lama-lama, ritme belajar dan tidur terganggu,” ujarnya.

Elia bercerita bagaimana ia perlahan memperbaiki pola itu: membuat jadwal, mengenalkan aktivitas alternatif, dan yang paling penting, hadir untuk menemani. Ceritanya membuat banyak orang tua di ruang virtual itu mengangguk, merasa menemukan cermin dari kehidupan mereka sendiri.

Dari Australia: Kembali ke Akar, Kembali ke Permainan Tradisional

Di benua lain, Ayah Andri, pendidik dan pendiri Indolanan, menawarkan pendekatan berbeda. Ia mengajak peserta melihat permainan bukan hanya sebagai hiburan, tetapi bagian dari tumbuh kembang anak.

Ia memperlihatkan bagaimana permainan tradisional, dari engklek hingga dakon, dapat menjadi alternatif yang menyenangkan sekaligus membangun kemampuan motorik dan sosial anak. “Ketika permainan tradisional dihidupkan kembali, anak menemukan dunia baru yang tak kalah seru dibanding gim,” katanya.

Pendekatan Andri memberi harapan: bahwa solusi tidak harus bergantung pada larangan, melainkan pada penciptaan ruang bermain yang lebih sehat.

Suara dari Inggris: Memahami Emosi Lewat Play Therapy

Dari Inggris, psikoterapis Mom Mala Holland membawa sudut pandang yang lebih dalam. Melalui kacamata play therapy, ia menjelaskan bagaimana kecanduan gim sering kali bukan bermula dari gim itu sendiri, melainkan dari kebutuhan emosional anak yang belum terpenuhi.

By Redaksi

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *