Nasi Bakar OTW Viral di Belanda, Lalu “Diekspor” ke Prancis (2)

Kini, Nasi Bakar OTW langsung diambil pembeli dari Deventer

Melayani permintaan pelanggan hingga ratusan bungkus saat weekend. (Yuke Mayaratih)

Setelah sempat terhenti beberapa waktu, Nasi Bakar OTW kini bisa diorder lagi lewat inbox FB Ratih Ayu. Namun nasi bakar tidak didrop ke point place di beberapa kota seperti sebelumnya, melainkan pembeli langsung mengambil ke kota Deventer; ke rumah Ratih atau didrop di Stasiun Kereta Api Deventer.

Pesanan pertama sejak produksi nasi bakar stop sementara karena suatu sebab, terjadi pada 2020, saat seorang warga Indonesia yang tinggal di Amsterdam memesan 100 porsi nasi bakar, dan mengambil sendiri ke rumah Ratih.

Setelah itu, ada warga Indonesia yang tinggal di Jerman, jauh-jauh sengaja datang ke Deventer untuk mengambil pesanan nasi bakar Ratih.

Pelan-pelan usaha Ratih mulai bangkit kembali dan mulai menerima pesanan partai besar, seperti untuk acara rapat kerja di Hotel. “Pesannya juga udah mulai ratusan porsi lagi seperti dulu,” kata Ratih dengan nada riang.

Tak layani permintaan via pos

Sebelumnya, Nasi Bakar OTW diambil di point place, seperti di Stasiun Amsterdam atau Utrecht. Tapi sekarang, para pelanggan mengambil pesanan di rumahnya di Deventer. (Yuke Mayaratih)

Sejak pandemi COVID-19 dan lock down, banyak permintaan nasi bakar yang dikirim via pos. Tapi Ratih belum sanggup memenuhinya, karena keterbatasan tenaga.

Harga nasi bakar Ratih sekarang naik menjadi 6 euro (sekitar Rp 102.000) per bungkus. Harga itu untuk menyesuaikan dengan kenaikan harga bahan makanan di toko Asia, sejak terjadi pandemi. Meskipun harga nasi bakar buatan Ratih naik 1 euro, tak seorang pelanggan pun yang mengajukan keberatan. Mereka memakluminya. Bahkan ada yang mengatakan, kalau pun harganya naik sampai 7,25 euro, itu masih dinilai wajar.

Bagi Ratih, berjualan kuliner memang sudah menjadi hobi dan sudah mendarahdaging di keluarganya. Dia sangat bahagia melihat pelanggannya puas. Jadi bukan semata-mata karena bisnis/uang. “Saya memasak ‘pakai hati’,” kata Ratih.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *