Para undangan disuguhi jajanan pasar dan minuman khas Indonesia. Ada kopi, teh dari Indonesia dan jamu kunyit asam. Ada pula penampilan Tari klasik Gambyong Retno Kusuma dari Surakarta dan Tari Kembang Girang dari Bali yang dibawakan oleh Ary Drean dan Kadek Puspasari.
Acara pembukaan khusus diperuntukkan bagi para ‘buyer’ professional dan media massa. Masyarakat umum dapat menyaksikan pameran pada hari berikutnya.
Meski pameran hanya berlangsung tiga hari, namun penjualan produk-produk tersebut tetap berlanjut. Bagi masyarakat yang tertarik dan ingin membelinya bisa menghubungi Ladresse Paris Agency yang jadi mitra pihak Bank Indonesia dan KBRI Paris dalam acara itu.
Tak hanya produk-produk kerajinan seni dekoratif yang dipajang. Busana yang bersifat unisex pun ditampilkan. Menyesuaikan dengan tema prêt-à-porter atau busana siap pakai untuk pria pada Paris Fashion Show untuk koleksi musim semi dan panas tahun 2023 mendatang.
Kreasi dari 15 UMKM binaan Bank Indonesia tersebut patut ditampilkan dalam program showroom Paris Fashion Week. Karya-karya mereka unik, berkualitas, inovatif dan ramah lingkungan.
Farida Peranginangin menjelaskan bahwa semua produk yang dipamerkan telah melalui proses seleksi ketat. Pertama, pihaknya memilih produk-produk UMKM yang dianggap telah memenuhi syarat-syarat ekspor. Setelah itu seleksi dilakukan oleh Ladresse Paris Agency. “Hanya produk-produk yang memenuhi selera pasar dan syarat-syarat khusus pasar Prancis yang dipilih,” kata Farida.
Itu pula salah satu alasan perlunya menggandeng mitra negara tujuan. Karena mereka yang tahu selera dan seluk beluk peraturan negara sasaran terkait dengan ekspor-impor.
Ke-15 UMKM yang ikut dalam pameran adalah Sepiring Indonesia, Pag Matley, Bahalap Handycraft, La Tahza, Galeri Batik Jawa Indigo, Karawo Lethuana, Boolao, Naruna Ceramic, Kejaya Handycraft, Anjabyl, ENT Handycraft, NZ craft, CV Ridaka dan Aurora Rajut. Mereka adalah para pengrajin pakaian, dekorasi interior dan perangkat rumah tangga.