Ardi berpesan kepada seluruh anak-anak Papua di Jerman agar menggunakan kesempatan emas ini untuk meraih yang terbaik dan menggali yang terbaik dalam dunia pendidikan. Ia mendoakan agar para mahasiswa anggota PMP bisa menjadi “Habibie berikutnya”.
Acara peluncuran ini dimeriahkan dua special performance dari Stephen Wally, musisi dari Papua, dan penyanyi duet Nogei. Selain itu ada persembahan lagu dari anggota PMP.

Berisi 18 cerita terbaik
Buku ini berisi 18 cerita terbaik dengan total 128 halaman. Menurut Dayu Rifanto, founder Buku untuk Papua, mengharapkan agar buku ini bermanfaat bagi semua orang.
“Semoga kegiatan PMP di Jerman bisa diselenggarakan secara rutin di masa yang akan datang, sebagai ruang untuk saya dan teman-teman saya belajar,” ujar Valentina, salah seorang penulis cerita.
Yulianti Kondjol, salah seorang pendiri Rumah Baca OPA, yang sekarang memiliki cabang Rumah Baca Cendrawasih di Sorong Selatan, meminta dukungan dari berbagai pihak untuk ikut bersama membantu setiap kegiatan taman-taman baca bagi masa depan anak-anak di Papua.
Dalam acara virtual ini juga ada yang mendongeng tentang legenda Danau Sentani, yang disampaikan Ansri Nauw, salah seorang pendiri Rumah Belajar Egad Kairos.
Untuk mendapatkan dukungan dana dalam proses produksi, pencetakaan, dan penyebaran buku kumpulan cerita pendek dan inspiratif ini, PMP menggelar crowdfunding.
Acara virtual publikasi buku yang berlangsung kurang lebih 2,5 jam ini ditutup dengan doa bersama.
Editor: Tian Arief