
Sebagai puncak acara, tampil pertunjukan kelompok kesenian Reog Ponorogo, yang mengundang decak kagum dari para penonton. Kehadiran kelompok Reog Ponorogo, dengan kostum luar biasa besar dan berat, yang disebut Singo Barong (berwujud kepala singa) atau Dhadhak Merak ini, merupakan kerja sama KBRI Brussel dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Kelompok Reog beranggotakan 14 seniman ini tengah mengadakan tur Eropa di empat negara, yaitu Belanda, Belgia, Prancis, dan Jerman. Di Belgia, kelompok Reog ini tampil di dua kota, yaitu Oostende dan Brussel. Ini merupakan pertunjukan Reog pertama di Belgia.

Kendati sedikit mendung, sekitar 300 penonton dari Oostende dan sekitarnya dengan antusias menyaksikan acara budaya yang terbilang langka, pada Sabtu petang itu. Fungsi Pensosbud KBRI Brussel, Nefertiti Hindratmo, mengungkapkan bahwa penyebaran info kegiatan pameran dan atraksi budaya itu dilakukan dengan bantuan media sosial cukup efektif baik melalui website KBRI, website kalender kota Oostende, Facebook, Whatsapp grup diaspora.
Joeliana, diaspora Indonesia yang tinggal di kota Antwerpen, sengaja datang ke Oostend. Ia mengendarai mobil dengan saudara dan teman-temannya untuk menyaksikan atraksi budaya Schat van Indonesie. “Sejak pandemi, sudah lama tidak ada kegiatan budaya seperti ini. Kangen juga,” ungkapnya. Joeliana mengetahui kegiatan tersebut dari grup WA teman-teman diasporanya.

Sedangkan Heidy Goes, seorang warga Belgia, datang khusus dari Brussel ke Oostend, demi menyaksikan acara budaya ini. Ia agak menyesal karena hadir sedikit terlambat. Ia sangat rindu dengan Indonesia dan ingin segera “pulang kampung ke Indonesia”, meski kampung sebenarnya adalah Belgia.
Oostende atau Ostend merupakan kota pariwisata di pesisir barat Belgia dengan populasi sekitar 70.000 jiwa. Kota ini mengandalkan industri pariwisata. []