SBY melanjutkan, di dunia yang penuh persaingan dan ketidakpercayaan, bagaimana kita bisa meningkatkan ruang kerja sama antar-bangsa, termasuk antar masyarakat sipil. Dan ketiga, karena tatanan dunia tampaknya memudar, bagaimana kita menyesuaikan tatanan dunia dengan realitas dan kebutuhan abad ke-21?”
Dalam sesi 1 diskusi, SBY mengingatkan bahwa kerjas ama antar-pemimpin dunia ini pernah berhasil dilakukan.
“Kita pernah melakukan hal ini sebelumnya pada tahun 2008. Ketika dunia dilanda krisis keuangan global, negara-negara G20 berhasil menyelesaikan masalah dengan bekerja sama, bahu-membahu,” ungkap SBY.
Saat ini, lanjut SBY, G20 menghadapi dilema serius tentang bagaimana mengatasi tantangan global secara efektif, ketika persaingan dan perpecahan mendominasi kita.
Untuk itu SBY mengusulkan, ini alasan mengapa sangat penting untuk mengakhiri perang di Ukraina sehingga komunitas internasional dapat kembali memfokuskan energi mereka untuk mengatasi masalah-masalah global yang menjadi perhatian bersama.
SBY juga mengatakan, “Kita mungkin bukan power holders, tetapi dengan niat baik dan tulus yang tidak perlu diragukan lagi, kita memiliki kewajiban moral untuk menawarkan gagasan-gagasan konstruktif, yang mungkin kita sarankan kepada G20, Dewan Keamanan PBB, dan para pemimpin dunia yang sekarang berkuasa.”
SBY lebih menambahkan, suara kita mungkin tidak didengar oleh komunitas dunia. Tapi, ia percaya semua memiliki kewajiban moral untuk membagi pandangan masing-masing. “Kita tidak ingin disalahkan oleh sejarah karena kita tidak melakukan apa-apa.”