Cumbu Mesra Gastronomi Prancis dan Kuliner Indonesia di Kota Paling Romantis di Dunia

Rendang dengan tumpeng nasi kuning mini dan kripik kentang. (Foto: Sita S. Phulpin)

Santapan utama yang ditawarkan pada menu spesial adalah rendang salah satu makanan terenak di dunia menurut angket stasiun televisi internasional CNN pada 2017 yang lalu.

Rendang disajikan dengan tumpeng mini nasi kuning, didampingi kentang ala sambal goreng kering yang diolah tidak pedas. Sentuhan Prancis diwakili oleh beberapa batang asparagus hijau. Yang unik dari rendang yang disajikan terletak pada daging yang digunakan, yaitu pipi sapi, khas William Wongso. Alhasil, dagingnya empuk, lembut.

Rendang dengan tumpeng nasi kuning mini dan kripik kentang. (Foto: Sita S. Phulpin)

Di masa krisis energi seperti yang tengah dialami masyarakat Eropa saat ini, pilihan daging jenis ini, sangat pas. Umumnya, daging yang digunakan untuk membuat rendang membutuhkan waktu yang lama. Paling tidak dibutuhkan waktu sekitar empat jam karena daging yang digunakan bertekstur keras.

Dengan menggunakan daging pipi sapi yang lembut waktu untuk mengolahnya berkurang secara signifikan. Dari segi rasa, tak ada perubahan. Tetap otentik dan maknyus! Hemat energi, tanpa mengurangi rasanya. Buktinya semua tamu yang datang malam itu memberi acungan jempol.

Suwiran daging bebek ala Prancis goreng krispi dengan salad Bangka. (Foto: Sita S. Phulpin)

 

Rendang yang disajikan malam itu tidak sekering rendang ala Sumatera Barat. Cocok dengan selera kebanyakan orang Prancis.

Sebagai makanan penutup, para tamu mendapat suguhan kolak isi pisang yang dikaramelisasi, ubi, kue lumpur mini dan tentu saja cendol. Kuahnya tidak memakai santan tapi fiber creme serba guna. Rasanya lezat juga. Terasa lebih ringan.

Kolak pisang ubi dengan cendol. (Foto: Sita S. Phulpin)

 

Fiber creme serba guna ini yang tengah digadang sebagai bahan makanan pengganti santan. William Wongso salah satunya yang giat mempromosikannya. Menurut pria kelahiran 1947 tersebut, fiber creme yang terbuat dari ekstraksi singkong tersebut memiliki banyak keunggulan.

Selain cocok bagi penganut vegan, atau mereka yang tak memakan apa pun yang berunsur hewani, krimer tersebut  juga gluten free dan rendah gula.

Misi William Wongso dan tim kali ini di Prancis, salah satunya juga untuk memperkenalkan pada masyarakat internasional krimer tinggi serta produksi Indonesia ini sebagai bahan pengganti crème fraiche atau dairy cream yang terbuat dari susu.

Kesuksesan malam itu menjadi salah satu bukti bahwa masakan Indonesia sudah mulai digemari. Dari obrolan dengan beberapa tamu yang datang, beberapa di antaranya bahkan belum pernah ke Indonesia. Mereka mengenal masakan Indonesia dari keberadaan restoran Djakarta Bali.

Foto redaksi Warta Eropa beberapa waktu lalu dengan Ibu Atase Perdagangan di depan Restoran Djakarta Bali. (Foto: Istimewa)

By Redaksi

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *