Buka Angkringan di Belanda Tanpa Warung. Kok Bisa?

Berbeda dengan angkringan biasa

Berbeda dengan angkringan di Jogja, Angkringan Leiden ini tidak ada bentuk fisiknya. Angkringan Leiden adalah sebuah grup WhatsApp yang dibuat oleh Ary Kusnanto bersama Latifah dan Shanti. Ketiganya merupakan warga Indonesia yang bermukim di Leiden.

Ide pembuatan grup ini berawal dengan permintaan atau order beberapa mahasiswa untuk menu makan malam yang terjangkau, yang jumlahnya tidak menentu setiap harinya, sehingga sering tampak tidak efisien baik secara waktu waktu maupun biaya produksinya.

Masakan padang, salah satu menu andalan Angkringan Leiden. (Foto: Koleksi Pribadi)

Bagaimana sistem order dan pengirimannya?

Di tahun pertama, Ary, Latifah dan Shanti membuka PO (puchasing order) setiap hari. Mereka secara bergantian memasak dan menyiapkan pesanannya. Seiring berjalannya waktu, ditambah kesibukan masing-masing, saat ini Angkringan Leiden hanya buka PO dan menerima pesanan satu kali dalam seminggu.

Pada hari Minggu, Ary akan membuka PO untuk hari Senin. Dia akan membatasi pesanan sesuai dengan kemampuan tenaga, waktu dan bahan baku. Rata-rata pesanan yang diterima mecapai 50 hingga 60 porsi.

Area pengiriman juga dibatasi maksimal 3 kilometer dari rumah Ary, kecuali si pemesan mau mengambil sendiri.

Pembayaran dilakukan bisa secara tunai atau transfer. Setelah semua orderan terkirim, maka Ary akan mengirimkan tikkie (aplikasi pembayaran) kepada pemesan.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *