Anggota tim lainnya termasuk Don Lynn dari Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, ahli biofisika John Heller, fotografer Vern Miller dan Barrie Schwortz, lalu fisikawan optik Sam Pellicori, dan ahli tenaga listrik John D. German serta Rudy Dichtl, kemudian ahli patologi forensik Robert Bucklin.
Anggota tim STURP melanjutkan penelitian mereka setelah mendapat akses ke kain kafan tersebut dan menerbitkan banyak hasil penelitian mereka alam jurnal dan prosiding ilmiah.
Dalam laporan akhirnya, pada 1081 STURP menuliskan:
“Kita dapat menyimpulkan untuk saat ini bahwa gambar Kain Kafan adalah wujud nyata manusia dari orang yang dicambuk dan disalib. Ini bukan produk seorang seniman.
Noda darah terdiri dari hemoglobin dan juga memberikan tes positif untuk albumin serum. Gambar tersebut merupakan misteri yang terus berlanjut dan sampai studi kimia lebih lanjut dilakukan, mungkin oleh kelompok ilmuwan ini, atau mungkin oleh beberapa ilmuwan di masa depan, masalahnya tetap tidak terpecahkan”.
Demikian kesimpulan penelitian tahap awal dari kain kafan Turin.
Penelitian kemudian dilanjutkan pada 1988, yang melibatkan Ilmu Komputer, Matematika, Antropologi, Sejarah Kemanusiaan, Hukum Penyaliban, Pemerintahan Romawi dan sebagainya, yang menghasilkan cabang ilmu baru yaitu SINDONOLOGY (dari kata dasar Sindone, kain kafan).
Perjalanan Kain KafanBagaimana kain ini bisa tiba di Torino? Kain kafan Turin memiliki perjalanan panjang dan diperkirakan pernah disimpan di Konstantinopel (Istanbul), kemudian masuk ke Eropa pada tahun 1353. Pada 20 Juni, ksatria Goffredo (Geoffroy) membangun sebuah gereja di kota Lirey tempat dia tinggal, dan menyumbangkan selembar kain kepada gereja. Ia menyatakan kain tersebut adalah Kain Kafan yang membungkus tubuh Yesus. Namun dia tidak menjelaskan bagaimana dia bisa memilikinya.
Kain ini kemudian berganti-ganti pemilik, hingga pada tahun 1453, Bangsawan Savoy dari Prancis, membelinya. Pada 1457 Savoy menyimpan Kain Kafan itu di ibu kota mereka, Chambery.
Kapel kebakaran
Pada malam antara tanggal 3 dan 4 Desember 1532, kapel tempat Kain Kafan disimpan terbakar habis dan hampir menghanguskan seluruh kain kafan.
Seorang anggota dewan adipati, dua biarawan dari biara terdekat serta beberapa pandai besi mendobrak gerbang dan berhasil menyelamatkan relik perak, yang sudah dilalap api.