Warna vermilion atau oranye kemerahan yang terang dan berani, mendominasi paviliun Indonesia. Sebuah gebrakan kontras dibandingkan paviliun lainnya dari seluruh dunia, yang memilih “jalan aman” dengan pewarnaan yang serba natural.
Paviliun Indonesia, hadir di Superstudio, Milan, dalam koordinasi antara Jakarta Creative dan ICAD, Pemerintah DKI Jakarta dan s juga tampil di Superstudio, Via Tortona Milano.

Desainer Coordinator paviliun Indonesia, Harry Purwanto tampil menggebrak dengan tema Weaving The World, yang tampak dominan dengan warna jingga-vermilion dimana pengunjung seolah disambut debur ombak samudera.
Pameran yang dikuratori Diana Nazir ini selama setahun terakhir ini, menampilkan karya Ayu Andiani dan Harry Purwanto, BaNa X Taga, BYO by Tommy Ambyo, Djalin, Iyonono, KaIND.

Selain itu, juga KAIT Handmade, Mangmoel, Polkas Goods by Rina Renville dan Nuantika, Rinaldy Yunardi, RUEVERSE by Savira Lavinia, Studio Hendra Hadinata, Threadrapeutic, VIRO X ITJUK X KEZIAKARIN.
Pengunjung juga tampak antusias mengagumi produk-produk buatan desainer Indonesia.
Mariangela Fardella, pemerhati seni dan kebudayaan Indonesia, tercengang melihat keindahan karya tangan pengrajin dan desainer, yang mampu menampilkan karya spektakuler dengan membawa kearifan budaya lokalnya.

Jakarta Tourism and Creative Economy Department, mengatakan, Sektor desain saat ini tidak bisa lagi dipandang remeh.
Pemerintah DKI melihat potensi dari Pendapatan Daerah tahun 2021, sektor desain produk meraih angka Ro. 626,67M dan desain interior hingga Rp 364,38M.