Baru saja peluit perlombaan ditiup, Desak langsung mendesak ke depan, mengalahkan emak-emak diaspora Indonesia Swiss yang jauh tertinggal di belakang. Hadiahnya bukan medali emas atau tiket Olimpiade Paris 2024. Tapi sebuah mesin kopi mungil Nespresso.

Begitu pula Aspar, atlet panjat tebing putra. Kecepatannya dalam lari karung juga tidak tertandingi. Aspar mendapatkan hadiah serupa.

Sejatinya, kejuaraan dunia panjat tebing di Bern, Swiss, belum berakhir. Namun anak asuh Hendra Basir ini tidak ada yang masuk babak final di katagori kombinasi boulder dan lead. Dua hari senggang ini dimanfaatkan mereka untuk jogging di kota tua Bern. “Untuk persiapan Asian Games,“ tegas Hendra Basir, pelatih utama Panjat Tebing Indonesia.

Berkat Desak Made Rita, Indonesia mendapat kehormatan menempati posisi pertama, di atas AS dan Polandia. (Foto: capture video Krisna Diantha)

 

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *