Ia mengatakan, kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata RI, yang telah mendirikan Creative hub DEKRASNADA di seluruh provinsi.
DEKRASNADA itu juga menjaring banyak desainer muda berbakat dengan merek lokal yang sebagian besar berfokus pada mendesain pakaian menggunakan tekstil warisan Indonesia.
“Pada peragaan busana kali ini, para desainer berkolaborasi di bawah DEKRASNADA untuk menciptakan desain yang unik,” tambahnya.
Fokus pada Papua
Seven-Star Production, penggagas acara ini, menghadirkan produk-produk dari daerah yang memiliki potensi seni yang cukup besar, khususnya dari Kalimantan Selatan (Banjarmasin) dan Papua.
Pemerintah Papua menyadari pentingnya sektor batik dalam melestarikan tradisi, budaya, dan meningkatkan perekonomian lokal.
Selain Batik, Papua juga memiliki kerajinan tradisional lainnya seperti noken (tas tradisional Papua dari serat kulit kayu) yang diakui sebagai Warisan Indonesia oleh UNESCO.
Selain itu, kopi merupakan produk unggulan Papua yang potensinya belum tergali.
Papua, yang sering disebut sebagai salah satu daerah paling berkabut di dunia, memiliki hutan yang tidak bisa ditembus dan puncak gunung yang tertutup salju, menjadikannya hutan belantara terluas terakhir di kawasan Asia dan Pasifik.
Pulau Papua terbagi antara Indonesia dan Papua Nugini, dengan populasi kecil yang terdiri dari 300 kelompok etnis, masing-masing dengan budaya dan sejarah uniknya yang berusia ribuan tahun.
Meskipun mempunyai sumber daya yang besar, lokasi yang terpencil menimbulkan tantangan ekonomi, karena banyak masyarakat Papua yang hidup di bawah garis kemiskinan.