Sentuhan Orisinal Papua Pukau Industri Fesyen Internasional di Milan

Karena itu, penampilan mereka di Milan merupakan sebuah keputusan strategis yang diharapkan menghasilkan buah yang manis, baik bagi ekonomi Indonesia maupun Italia.

Sementara itu, Asisten Gubernur Papua Suzana Wanggai mengatakan, Papua adalah Propinsi paling timur di Indonesia yang sangat kaya akan sumber daya alam.

Namun karena lokasinya terpencil, maka Papua perlu memperkenalkan dirinya ke Italia dan melakukan langkah inisiatif untuk membuka jalan perekonomian dan investasi.

Dok. Seven Star

Ia melanjutkan, mengingat potensi Papua sangat tinggi, namun masih belum terolah, karena itu untuk memompa ekonomi daerah, Papua mengundang Italia melakukan kerja sama di berbagai bidang.

Di Italia, tim dari Papua melakukan pertemuan dengan asosiasi bisnis di Italia, berupa promosi produk makanan dan kerajinan melalui toko “Pop-up store”.

Selain itu, juga peragaan busana dan peragaan seni dan musik yang semarak, dibawakan penyanyi Indonesia yang memenangkan kompetisi menyanyi di Italia, “Together Now”, Cahayadi Kam yang populer dengan nama panggilan Eki, dan juga penyanyi berbakat dari Papua Sonya Margaretha Bara.

Ada pula Mesakh Frans Rumbino, yang menampilkan “alat musik unik” dari sisir dan lembaran plastik yang ditiup sedemikian rupa, menghasilkan suara seperti alat musik saxophone.

Mesakh kerap tampil di panggung jazz nasional.

Dok. Seven Star

Sasirangan dari Banjarmasin

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina kepada para jurnalis di Milan mengatakan, kota yang dipimpinnya berada di Kalimantan Selatan yang kaya dengan sungai.

Maka tak mengherankan bila daerahnya dijuluki kota seribu sungai, dengan sumber daya alam yang melimpah luar biasa.

Kehadiran tim Banjarmasin dan desainernya di Milan adalah untuk memperkenalkan kain khas Banjarmasin, yaitu kain Sasirangan.

Sementara itu, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Milan, Sri Bimo Adhi Yudhoyono menyampakan, potensi Indonesia sangat luar biasa.

Pada malam itu saja, Indonesia baru memperkenalkan dua etnis. Padahal ada lebih dari 1.000 etnis lainnya di Nusantara.

“Kalau saya harus membawa setiap etnik ke Milan, mungkin butuh waktu setiap hari selama beberapa tahun untuk memperkenalkan semua, Tapi kalau memang perlu, ya saya akan support ide itu, ” ujarnya, diiringi tawa hadirin.***

Sumber: siaran pers Seven Star

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *