Kini Dokter Lulusan Jerman Tak Lagi Ribet Kerja di Indonesia

Dalam kurun waktu sekitar satu tahun, inisiasi ini diupayakan lewat berbagai pertemuan baik tatap muka dan daring antara Asosiasi Dokter Jerman dan Kemenkes RI.

Ketua IASI Jerman dr. Prasti Pomarius mengatakan, saat seorang dokter Indonesia lulusan Jerman ingin bekerja di Indonesia, ia pasti terbentur dalam proses penyetaraan dokumen.

“Sistem kedokteran di Jerman menganut hospital based, sedangkan Indonesia menganut university based. Sebetulnya ini masalah yang tidak terlalu besar dimana harus ada komunikasi antara pihak pemberi izin praktek dokter Jerman dan pemerintah Indonesia dan ini harus dijembatani”.

Di Jerman, seorang calon dokter spesialis diuji, diakui dan diizinkan bekerja sebagai dokter spesialis oleh Asosiasi Dokter Jerman.

Begitu pula dengan semua data terkait aktivitas profesi dokter disimpan oleh Asosiasi Dokter Jerman.

Sedangkan di Indonesia, pihak Universitas lah yang mengeluarkan ijazah dokter spesialis. Perbedaan sistem inilah yang menyulitkan proses penyetaraan di Indonesia.

Lewat IASI Jerman, Prasti dan teman teman dokter Indonesia di Jerman berupaya memperkenalkan apa itu hospital based di Jerman kepada pihak Indonesia dan sebaliknya.

Prasti menjabarkan bahwa proses hingga ditandatanganinya Nota Kesepahaman tersebut berawal dari webinar Pertemuan Diaspora Kesehatan Indonesia Kawasan Amerika dan Eropa, pada April 2022.

Webinar itu dihadiri Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menkes membujuk para dokter Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali ke Tanah Air.

Saat itu Menkes berjanji prosesnya akan lebih mudah. Ia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan permintaan Presiden Joko Widodo. Semua prosesnya akan dibikin transparan.

“Kami akan memudahkan dan memperjelas proses adaptasi dokter dokter yang masuk dari luar negeri,“ janji Menkes.

IASI Jerman adalah organisasi non partai, yang beranggotakan para profesional Indonesia yang bekerja di Jerman.

Salah satu pelopornya adalah Presiden RI ke-3, Prof. Dr. Ing. BJ Habibie.

Sejak 1979 IASI terdaftar secara hukum di Jerman. IASI memiliki sejumlah divisi dalam kegiatannya, seperti divisi Kedokteran , Dirgantara, Teknologi terapan, Energi dan Informatika.

Rangkaian acara hari itu ditutup dengan sebuah Dialog interaktif secara daring berjudul Pasca-penandatanganan MoU Kementerian Kesehatan RI dan Bunderaerztekammer, diakhiri dengan Sosialisasi Bali International Hospital.

Diskusi ini bertempat di Ruang Serbaguna Kedutaan Besar RI di Berlin.

Diharapkan dengan ditandatanganinya MoU tersebut, dokter dokter spesialis Indonesia di Jerman yang ingin pulang kampung dapat segera bekerja di Bali International Hospital.***

Keterangan foto:

Kiri  ke kanan: Dr. Klaus Reinhardt (President Bundesaerztekammer), Dr. Sabine Richter (Federal Ministry of Health Germany), H.E. Arif Havas Oegroseno ( Duta Besar RI untuk Jerman), drg. Arianti Anaya (Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI), Anna Kurniati, SKM.MA, PhD (Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI), Oos Fatimah Rosyati M.Kes (Direktur Penyediaan Tenaga Kesehatan Kemenkes RI). Foto: Dok. Miranti Hirschmann

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *