Misalnya melalui kegiatan pelatihan tari Poco-poco pada Selasa pertama setiap bulan, pengenalan perayaan Imlek ala Indonesia, promosi musik Angklung, dan pertunjukan kelompok Koor Agria Swara dari IPB.
Sebagai pertunjukan pembuka Keroncong Jam Session, dikumandangkan juga lantunan musik-musik tradisional dan modern melalui permainan tandem alat musik Sasando asal NTT dan alat musik Sape asal Kalimantan Barat.
Kedua pemain profesional alat musik tersebut kebetulan sedang berada di kota Wina untuk salah satu kegiatan pameran dan promosi di kantor PBB.
“Weltmuseum Wien mengapresiasi pertunjukan seni musik Keroncong khas Indonesia malam ini. Sungguh sebuah pertunjukan yang spektakuler dan mengesankan”, ujar Jonathan Fine, Direktur Weltmuseum Wien, pada penutupan acara.
Htun Aung, seorang warga Myanmar di kota Wina menilai, pertunjukan keroncong oleh Zugabe Band itu begitu menggelegar.
Ia mengaku tak menyangka setelah melihat kualitas permainan dan vokal, musisi Zugabe Band itu adalah para diplomat Indonesia.
“Dukungan penuh seluruh staff KBRI/PTRI Wina dan segenap komunitas Indonesia menunjukkan kekuatan intrinsik dari Indonesia,” ujarnya menambahkan.
Para diplomat Indonesia yang umumnya lama mencintai musik keroncong itu berhasil memperkenalkan warna musik ini kepada masyarakat Austria yang terkenal sebagai bangsa pecinta musik klasik.***
Sumber: Siaran pers KBRI Wina