Prancis Hadapi Kemelut Politik, WNI Harap-harap Cemas

Penulis: Sita Phulpin

Paris, Wartaeropa.com – Delapan minggu menjelang Olimpiade Paris 2024, kekisruhan politik tiba-tiba menyergap Prancis. Para pengamat politik menyebutnya sebagai krisis politik historik.

Secara mengejutkan Rassemblement National (RN) partai ekstrim kanan ini meraih skor tinggi, jauh meninggalkan Renaissance, partai yang berkuasa saat ini dan partai-partai lainnya.

Di daerah-daerah yang selama ini menjadi basis kemenangan partai-partai beraliran kiri, skor RN pun melesat.

Dalam pemilu legislatif memperebutkan kursi di Uni Eropa ini, RN berhasil meraih lebih dari 30 persen suara. Jauh di atas koalisi partai Renaissance (sentris), partai bentukan Emmanuel Macron, dan partai-partai beraliran tengah lainnya yang meraih posisi kedua dengan angka 14,6 persen.

Hasil pemilu legislatif Uni Eropa tersebut sebenarnya sudah diprediksi dalam beberapa survei.

Pembubaran parlemen

Palais Bourbon, gedung parlemen Prancis. (Foto: Sita Phulpin)

Warga Prancis belum selesai mencerna hasil pemilu, tiba-tiba dikagetkan berita menggemparkan.

Bagai petir di siang bolong, malam itu juga Presiden Prancis mengumumkan disolusi atau pembubaran parlemen.

Pemilihan legislatif antisipasi pun ditetapkan pada 30 Juni mendatang, dan 7 Juli untuk putaran kedua.

Disolusi itu dilakukan sebagai buntut dari kekalahan partai mayoritas relatif Presiden Prancis saat ini, dari partai ekstrem kanan pada pemilihan législatif untuk kursi parlemen Uni Eropa.

Dalam waktu yang amat singkat, partai-partai politik harus mempersiapkan diri untuk berkampanye. Dan ini bukanlah hal mudah.

Mereka yang sudah berencana pergi berlibur saat tanggal pemilihan, bisa melakukan cara par procuration (melalui prokurasi).

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *