Ia mampu menghipnotis ribuan penggemarnya dalam rayuan dangdut yang fenomenal. Penampilan orkesnya betul-betul membius.
Saya pulang tengah malam. Tulisan dan hasil wawancara mengenai kehebatannya di blantika musik muncul dua halaman penuh di Suara Pembaruan.
Akhirnya, selesai sudah periode disonansi kognitif karena semesta mempertemukan saya langsung dengan Bang Rhoma.
Dua puluh tahun setelah kejadian itu, dari Italia saya tersenyum miris membaca berita-berita dan fenomena di Tanah Air, tentang orang-orang yang ingin berhaji ke Mekkah lewat gua di Jawa Barat, berjalan kaki, atau menggunakan moda rakit yang terbuat dari galon-galon Aqua.
Dari mana keyakinan ini muncul? Apakah mereka terbius kisah Prabu Borosngora yang mitos perjalanan supernaturalnya sudah beredar sejak 354 tahun terakhir?
Kawan, percayalah. Saya tak ingin melarangmu berziarah ke Mekkah. Tapi siapkan bekal yang jelas. Kalaupun berjalan kaki, Prabu Borosngora perlu waktu 6 tahun!
Dan saya tak tahu, kapan fenomena absurd ini akan berakhir. Apalagi berhaji ke Mekkah makin tak tergapai, selain faktor biaya yang tinggi, juga masa tunggu yang sangat lama (bisa sampai 30 tahun) -akibat keterbatasan kuota haji dari Saudi dibanding tingginya minat WNI yang ingin berhaji.***
*) Jurnalis, penulis Indonesia Unexplored.
Catatan:
- Gundala adalah tokoh komik karya Harya Suraminata, terbit mulai 1969.
- Foto-foto diambil di Panjalu, dengan kamera saku digital Casio, 3 Agustus 2004.